Pekanbaru, (Analisa). Tim Satuan tugas (Satgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), menggelar rapat koordinasi evaluasi penanganan Karhutla, di posko Lanud Roesmin Nurjahdin, Selasa (10/9).
Rapat koordinasi ini dipimpin oleh Wagubri Edy Natar Nasution bersama Danrem 031/WB, Brigjen TNI Mohammad Fadjar.
Wagubri mengatakan Satgas Karhutla Riau sudah berjalan dengan baik untuk melakukan penanggulangan dan penanganan kebakaran lahan di Riau.
Dia mengungkapkan kabut asap yang semakin pekat di sejumlah wilayah di Riau tidak hanya disebabkan dari kebakaran hutan dan lahan di Riau. Namun juga diperparah dengan adanya kiriman asap dari provinsi tetangga.
"Jadi kebakaran hutan dan lahan itu bukan hanya di Riau, tapi juga di Sumatera Selatan dan Jambi yang kondisinya lebih besar lagi kebakaran lahannya,” ujar Wagubri.
Dijelaskan hingga saat ini setidaknya ada 5.800 petugas gabungan yang disebar di 12 kabupaten/kota untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan.
"Karena wilayahnya luas, jadi ribuan orang yang diturunkan itu tidak terlihat. Jadi masyarakat tidak melihat ada petugas kita yang jumlahnya ada ribuan itu. Karena masyarakat tidak melihat, mereka menganggap kita tidak bekerja," jelasnya.
Danrem 031 Wirabima, Brigjen TNI Mohammad Fadjar, menjelaskan Panglima TNI juga mengerahkan 55 personel Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) untuk menangkap pelaku pembakaran hutan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Riau.
"Korem 031 Wirabima mendapat tambahan personel Batalyon Satria Sandiyuda Kostrad, itu langsung mandat Panglima TNI untuk memperkuat posisi pasukan yang melaksanakan patroli khususnya di Tesso Nilo," kata Danrem.
Jendral bintang satu ini mengatakan 55 personel Kostrad itu sudah bertugas di Tesso Nilo selama satu bulan. Dimana saat ini pasukan sudah berhasil menangkap tiga orang pelaku pembakar lahan Tesso Nilo.
"Setelah ditangkap, nanti personel melanjutkan proses hukum pelaku ke jajaran Polda Riau. Saat ini pasukan masih bekerja terus. Karena daerah Tesso Nilo cukup luas. Tantangannya cukup besar dimana perambah hutan dan pembakar lahan diduga saling menutupi," tegasnya. (pbn)