
Oleh: Nabila Anggraini. Doni, dia adalah Kakak ku. Aku terkadang suka kesal dengannya karena hampir setiap hari dia menganggu. Dia terus mengganggu dan berusaha membuatku marah.
Kakak ku duduk di kelas 2 SMA. Kalau dibilang, dia sudah beranjak remaja tapi tingkahnya masih seperti anak-anak. Kakak ku memang seperti itu. Tapi aku senang bermain dengannya dan dia merupakan teman sekaligus kakak yang paling pengertian.
"Hei Riko", sambil menepuk pundakku. "Kak, ada apa?" tanyaku. "Main game yuk, Kakak bosan nih," keluhnya. "Boleh, aku lagi bosan juga kak," ucapku. Kami pun bergegas. Aku tak pernah menolak jika selalu diajak bermain.
Saat bermain game terlihat baik-baik saja sampai pada akhirnya Kakakku berbuat curang. Dia mulai memegang kepalaku dan menggoyang-goyangnya, lalu mengambil stik play station ku. Semua dilakukan agar aku tidak bisa bermain.
Aku meras kesal, dan menjambaknya. Kakaku hanya tertawa melihat aku sangat kesal padanya. Walaupun Kakakku suka membuatku kesal, tetapi aku sangat menyayanginya karena dia yang selalu menemani dan selalu membuat bahagia.
Sebenarnya lagi aku berulang tahun, aku pun meminta hadiah kepadanya. "Kak, kasihlah aku hadiah, bentar lagi kan ulang tahun," bujukku. "Hmmm, hadiah ya, kakak kasih batubata mau," ejeknya.
"Ya sudah, pasti kakak kasih hadiah, tapi tunggu kami berumur 20 tahun ya.., hahahaha," ucapnya meledek sambil tertawa terbahak-bahak dan pergi meninggalku yang masih kesal.
Tiba di mana hari ulang tahunku, semua sudah memberi ucapan selamat dan memberi hadiah. Tapi, yang ku tunggu-tunggu hadiah dari kakak. Tapi, sepertinya kakak ku lupa akan permintaanku waktu itu.
Ia hanya memberi ucapakan selamat dan tanpa membawa hadiah yang kuinginkan. Aku merasa sangat sedih dan berdiam diri dalam kabar.
Tok…,tok…,tok…, suara pintu diketuk dari luar. Aku tidak peduli. Kreek, pintu terbuka pelan. Ternyata itu adalah kakak ku, ia datang menghampiri ku. Ia mengelus kepalaku dan berkata," Rik, kakak tidak mungkin lupa, Kakak ngak setega itu," ucapnya sambil duduk disampingku.
Dia pun memberikan suatu yang kuinginkan yakni hadiah. Aku sangat senang, aku memeluknya erat. "Terimakasih…, terimakasih. Riko sangat senang," ucapku sambil terus memeluknya erat.