Tambang Emas Martabe, Asa Tiada Padam

tambang-emas-martabe-asa-tiada-padam

 Oleh: Hairul Iman Hasibuan

TANPA terasa, Tambang Emas Martabe yang berada di Desa Aek Pining Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapa­nuli Selatan (Tapsel) sudah beroperasi selama tujuh tahun lebih.

Dalam rentang waktu yang setara anak usia sekolah dasar itu, berbagai harapan (asa) ma­syarakat terhadap kehadiran Tambang Emas Martabe di Bu­mi Tapsel, terus mengge­ma, baik berbentuk komuni­kasi verbal bahkan non verbal.

Di sisi lain, Tambang Emas Martabe juga terus berupaya membenahi diri, agar kehadi­rannya benar-benar dirasakan masyarakat manfaatnya minimal desa-desa yang berada di kawasan lingkar Tambang Emas Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources (AR) itu.

Berbagai program kerja yang menyentuh kehidupan masyarakat, mulai dari upaya peningkatan produksi petani hingga pem­berian beasiswa prestasi kepada para pelajar dan mahasiswa prasejahtera, secara berke­sinambungan terus dilakukan setiap tahun.

Tidak hanya masyarakat, Tambang Emas Martabe juga terus membuka diri dan bersi­nergi dengan berbagai insti­tusi pemerintahan serta swas­ta, mulai dari pemerintah dae­rah, TNI hingga wadah-wadah kemasyarakatan, tentunya sesuai dengan fungsi masing-masing.

Mungkin, berbagai penga­laman pahit dan manis yang dialami Tambang Emas Mar­ta­be mulai dari persoalan rek­rutmen karyawan lokal, se­hingga isu pembuangan lim­bah yang puncaknya menim­bulkan aksi unjukrasa anarkis, menjadikannya semakin de­wa­sa dalam menampilkan wa­jahnya sebagai perusahaan yang tidak hanya mementing­kan bisnis belaka, namun pe­du­li terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kontribusi

Tidak bisa dipungkiri, ke­hadiran Tambang Emas Mar­ta­be di bumi Tapsel membuka secerca harapan bagi masya­rakat, khususnya yang bermu­kim di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru, untuk mendapatkan kehidupan dan perekonomian yang lebih layak atau sejahtera.

Keinginan itu, terkadang tidak sesuai dengan impian seperti yang dicontohkan ‘Pak Belalang’ dalam sebuah sinet­ron lawas, hanya dengan tidur, impiannya mempersunting putri seorang raja bisa menjadi kenyataan.

Sebuah perusahaan, tentu punya meka­nisme-mekanis­me tertentu, yang dipayungi hukum negara dalam melak­sanakan opera­sionalnya, mu­lai dari titik awal sehingga berproduksi.

Contohnya, dalam rekrut­men karyawan lokal, perusa­haan tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang memiliki keahlian sesuai strata pendi­dikannya, karena tidak bisa dibayangkan jika si A yang hanya memiliki pendidikan SLTP atau SLTA dan non pengalaman kerja, diberikan amanah mengelola perlimbahan atau memimpin salah satu devisi di Tambang Emas Martabe.

Dari catatan Analisa, Jumat (20/9), ber­bagai kerja sama berkesinambungan Tam­bang Emas Martabe bersama TNI seperti, penye­lenggaraan pe­meriksaan mata atau operasi penyakit katarak gratis yang digelar dibeberapa Rumah Sakit TNI di Sumatera Utara.

Kegiatan yang mendatang­kan sejumlah dokter specialis mata dari dalam dan luar ne­geri ini, mendapat respons yang sangat luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat, terbukti hingga penyelenggaraan ter­akhir, tercatat sudah sekitar seribu lebih mata yang kem­bali bisa melihat indahnya dunia.

“Kami yakini kegiatan pe­meriksaan dan operasi katarak gratis ini, memberikan dam­pak berkelanjutan tidak hanya bagi pasien yang berhasil men­jalani operasi, namun juga bagi keluarga dan komunitas bersang­kutan,”ujar Senior Ma­nager Corporate Communications PT AR Katerina Siburian Har­dono dalam kete­rangan tertulisnya (siaran pers).

Di bidang pendidikan, Tam­bang Emas Martabe pada 2019 tercatat menyalurkan beasiswa kepada para pelajar dan mahasiswa dengan uang yang mencapai total Rp 600 juta atau meningkat 42 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 400 juta lebih.

Direktur Operasional PT Agincourt Resources, Ed Cooney mengatakan, program Beasiswa Martabe Prestasi adalah salah satu program ung­gulan Tambang Emas Martabe di bidang pendidikan.

Tujuan program itu, untuk meningkatkan akses pedidi­kan bagi siswa-siswi berpres­tasi berasal dari keluarga pra-sejahtera di Kecamatan Ba­tang­toru dan Kecamatan Mu­ara Batangtoru untuk menca­pai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

“Program ini merupakan ben­tuk komitmen Tambang Emas Martabe untuk berbagi manfaat, khususnya dalam pe­ningkatan sumber daya manu­sia di wilayah sekitar opera­sinya. Ini merupakan investasi sosial dan legacy yang dibe­rikan Tambang Emas Martabe untuk masyarakat Batangtoru dan Muara Batangtoru serta Tapanuli Selatan,” terangnya.

Program Beasiswa Mar­tabe Prestasi tahun ini lanjut­nya, merupakan tahun ketiga dengan total jumlah penerima manfaat sebanyak 221 siswa, yakni 190 siswa penerima bea­siswa baru dan 31 penerima beasiswa lanjutan. Jumlah itu, meningkat 30 persen dari 2018 dan akan terus menga­lami peningkatan di masa mendatang.

“Kami berharap para pene­rima beasiswa ini, menjadi orang-orang sukses di masa depan dan dapat berkontribusi untuk kema­juan Batangtoru, Muara Batangtoru maupun Tapanuli Selatan,” harap Ed Cooney.

Di bidang pertanian, kon­tribusi Tambang Emas Marta­be juga tidak kalah banyak, ter­catat ada ratusan hektare sawah plus beberapa fasilitas fisik seperti gedung penggi­lingan padi, jembatan gantung hingga tempat budidaya ikan dan lainnya yang dipersem­bahkan dan dikerjasamakan dengan masya­rakat.

Belum lagi, memfasilitasi para petani keluar daerah un­tuk menimba ilmu seputar pe­ningkatan produksi pertanian serta disiplin keilmuan lain­nya.

Pengawasan

Mengacu dari berbagai program diatas, grafik kontribusi Tambang Emas Martabe ke­pa­da masyarakat jelas terus mengalami peningkatan se­tiap tahun, namun apakah hal itu sudah memadai dan benar-benar meme­nuhi asa masya­rakat khususnya didesa-desa lingkar tambang?.

Tentu, kontribusi itu belum sebanding dengan keuntungan produksi emas yang digali PT AR dari perut bumi Batang­toru, namun setidaknya, peru­sahaan ini menun­jukkan ko­mit­mennya, untuk selalu ber­buat yang terbaik bagi masya­rakat sekitar.

Memang, pengawasan dari berbagai pihak harus terus di­lakukan, karena namanya pe­rusahaan yang digerakkan manusia, terkad­ang jika sudah diatas angin akan lupa terha­dap komitmen.

Pengawasan itu, penting dilakukan meski muatannya hanya sekadar mengingatkan, eksistensi sebuah perusahaan tidak bisa lepas dari menjaga komitmen yang diba­ngun dan sepakati dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait.

Seperti pandangan salah satu dosen Fa­kultas Ilmu Ko­munikasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsi­dimpuan, Dr Latif Kahfi Na­sution yang menilai, grafik kontribusi Tambang Emas Martabe dalam berbagai sek­tor kepada masyarakat bebe­rapa tahun terakhir memang mulai menun­jukkan lampu hi­jau, meski sebagian besar ha­nya diperoleh masyarakat yang tinggal di lingkar tam­bang.

“Jika mengacu pada data pe­nyaluran CSR Tambang Emas Martabe kepada dunia pen­didikan, seperti program bea­siswa, setiap ta­hun sema­kin meningkat, demikian juga kon­tribusi terhadap pening­katan pereko­nomian petani, seni budaya serta keaga­ma­an,”ujar Kahfi yang juga warga Tapsel.

 Namun, tetap saja hal itu belum maksimal bila mengacu usia tujuh tahun operasio­nalnya di Batangtoru sekitar. Harusnya, secara kasat mata, jika benar-benar kontribusi itu mema­dai, wajah Batangtoru sebagai ibukota kecamatan, sudah berubah drastis.

“Kenyataannya, pere­kono­mian masyara­kat tidak jauh bergerak naik dari sebelum­nya, demikian juga terhadap sejumlah sekolah di kawasan itu, belum terdengar punya pres­tasi ‘wah’ ditingkat pro­vinsi maupun pusat,”katanya.

Karena itu, kata Kahfi, Tam­bang Emas Mar­tabe, harus lebih mengoptimalkan kontri­businya di tengah-te­ngah masyarakat, minimal yang menetap di kawasan Ba­tangtoru dan Muara Batang­toru.

Seperti, memperbanyak dan memperluas jumlah dan cakupan peserta penerima bea­siswa yang selama ini baru sebatas masya­rakat lingkar tambang.

“Tidak ada salahnya, ma­syarakat Tapsel di luar Ba­tangtoru dan Muara Batang­toru juga diberi kesempatan merasakan manfaat positif kehadiran Tambang Marta­be,”tutur­nya.

Di sisi lain, kata Latif Kahfi, untuk me­ning­katkan pe­rekonomian masyarakat, bisa saja, Tambang Martabe mempromosikan dan memfa­si­litasi pemasaran berbagai produk lokal ke pasar dalam dan luar negeri.

“Cara ini saya pikir akan sangat efektif dalam mendo­rong peningkatan kese­jah­teraan masyarakat,”katanya.

Sisi Lemah

Memang, harus diakui masyarakat juga pu­nya sisi lemah karena terlalu meng­gan­tungkan harapan terhadap fasilitas atau ban­tuan sepe­nuhnya dari Tambang Emas Mar­tabe.

Biasanya, begitu satu program kerja yang disokong Tambang Emas Martabe su­dah dise­lesai, akan terhenti begitu saja, Padahal, harusnya sokongan pihak ketiga itu cu­kup di awalnya saja, selan­jutnya masyarkatlah yang me­lanjutkan dan melebarkan sayapnya, sehingga ketika kontrak Tambang Emas Mar­ta­be sudah berakhir, atau sudah angkat kaki, masyara­kat tetap bisa menjalankan program­nya sendiri, tanpa harus bergantung pihak lain.

Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu dalam setiap kesempatan juga selalu menekankan, agar para investor yang menanamkan mo­dalnya di bumi Tapsel di antaranya Tambang Emas Martabe, untuk selalu meningkatkan tanggung jawab sosialnya atau Corporate Social Responsibility (CSR). Namun di sisi lain, dia juga selalu meminta masyarakat un­tuk selalu mendukung dan mendoakan pro­duksi Tam­bang Emas Martabe terus me­ningkat, agar CSR nya bisa naik setiap tahunnya.

Hematnya, manfaat keberadaan Tambang Emas Martabe dibumi Tapsel harusnya, bukan hanya dilihat saat perusahaan ini masih beroperasi, namun ketika masa kontraknya sudah ber­akhir dan harus meninggalkan bumi Tapsel.

Sebelum itu terjadi, man­faatkan betul kon­tribusi keha­dirannya sehingga meski harus berpisah, namun kita sudah mampu berdiri dikaki sendiri, tidak seperti sejumlah daerah yang harus kembali miskin, ketika para in­vestor telah hengkang dari buminya. Semoga !!.

()

Baca Juga

Rekomendasi