Siswa Alam Bukit Hijau Ambil Bagian Dalam World Clean Up Day 2019

siswa-alam-bukit-hijau-ambil-bagian-dalam-world-clean-up-day-2019

Analisadaily (Medan) - Saat ini Kota Medan dalam kondisi mengkhawatirkan akibat polusi udara dan paparan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Bertepatan dengan World Clean Up Day 2019 yang dilaksanakan serentak di 157 negara, Sekolah Alam Bukit Hijau turut ambil bagian menjadi relawan dan berpartisipasi mendukung gerakan bersih-bersih lingkungan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan seluruh warga Sekolah Alam Bukit Hijau mulai dari murid SD, guru, kepala sekolah dan pihak Yayasan Pendidikan dan Lingkungan Hidup Bukit Hijau.

Tidak hanya itu, orang tua siswa juga turut berpartisipasi sekaligus mendampingi anak-anaknya membersihkan lingkungan.

Salah seorang wali murid, Dameria Gea, menjelaskan bahwa membiasakan anak-anak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan akan membangun budaya tersebut dengan sendirinya.

Sampah yang menjadi fokus Sekolah Alam adalah sampah plastik dan sampah yang sulit untuk dilebur. Sementara sampah dedaunan dan tumbuhan tidak menjadi target karena akan diolah dan dijadikan pupuk.

Sekolah yang terletak di perbatasan Kota Medan dan Deli Serdang ini tidak sekadar prihatin soal kondisi kebersihan sekitar, melainkan juga turut bergerak melakukan aksi dalam menciptakan budaya cinta lingkungan.

"Pertama kegiatan kebersihan berpusat di sekitar sekolah, kemudian lapangan yang biasa dimanfaatkan masyarakat sekitar Kecamatan Medan Tuntungan yang lokasinya masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Walau relawan yang didominasi anak-anak ini ada yang merasa kelelahan, tapi karena bersama-sama mereka tetap semangat," kata Kepala Sekolah Alam Bukit Hijau, Karlina Patricia, Sabtu (21/9).

Menurutnya tidak sulit menemukan sampah plastik yang sudah bercampur dengan tanah, seperti kemasan air mineral, kemasan makanan dan kantong plastik. Ada berkarung-karung sampah yang berhasil dikumpulkan siswa SD Sekolah Alam Bukit Hijau.

"Kita sangat khawatir dengan kondisi ini. Kami tidak mau menunggu, kami tetap berbuat apa yang kami bisa. Tanam pohon terus secara berkala untuk membantu menyaring udara. Memanfaatkan barang-barang bekas sebagai kreativitas yang bermanfaat, mengimbau orang tua siswa agar tidak menggunakan wadah sekali pakai dalam pengemasan bekal siswa dan apa yang bisa kami lakukan dalam bentuk keseriusan kami terhadap pelestarian lingkungan, kami maksimalkan semampu kami," jelas Karlina.  

Dalam radius dua kilometer dari lokasi lembah dengan tumpukan sampah membukit tersebut berdiri beberapa sekolah. Ada SD negeri, SD swasta dan TK/PAUD.

Selain itu, UPTD Budidaya Balai Benih Ikan Kota Medan lokasinya hanya berjarak lebih kurang 1 kilometer dari lokasi tumpukan sampah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar, sampah tersebut bersumber dari masyarakat Kota Medan karena tempat itu dijadikan salah satu lokasi pembuangan akhir sampah.

(REL)

Baca Juga

Rekomendasi