Oleh: Isnaini Kharisma. SUMATERA Airsoft Club (SAC) merupakan komunitas airsoft yang memiliki keaktifan yang cukup lama di Kota Medan. Mengusung olahraga yang menyimulasikan kegiatan militer dan kepolisian ini, berdiri pada 6 Juni 2010 dan merupakan wadah bagi penggemar militer.
Wakil Ketua SAC, Cien Sui atau akrab di sapa CS menjelaskan, komunitas ini berdiri untuk menjadi wadah olahraga bagi penggemar militer dan penggemar perang-perangan.
Dalam pergerakannya, SAC juga tidak sendiri. Apalagi untuk berlatih dan meningkatkan ketangkasan, para anggota yang berjumlah 30 orang, bergabung dan dibina Batalyon Kavaleri (Yonkav) 6/NK di Jalan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang.
"Biasanya setiap Minggu, kami bermain bersama teman-teman dari klub dan Yonkav 6/NK juga. Kegiatan kami pun juga diawasi secara ketat oleh Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api untuk Kepentingan Olahraga. Bahkan, semua hal yang menyangkut unit airsoftgun diatur secara ketat," katanya.
Diakui CS, peraturan tersebut meliputi jenis senjata, jarak tembak, ball bullet (amunisi), bahkan sampai ke penyimpanan unitnya. Karena itu, setiap anggota SAC yang aktif wajib mematuhi perkap tersebut. Kegiatan yang selama ini dilakukan SAC, di antaranya menggelar permainan perang-perangan setiap pecan dan mengadakan joint operation bersama klub lain. Setiap Ramadan, melaksanakan buka puasa bersama dengan Batalyon Kavaleri 6/NK, membagikan takjil ke pengendara sepeda motor, ikut acara cosplay, dan berbagai kegiatan positif lainnya.
CS menambahkan, dengan adanya komunitas ini berharap agar masyarakat tak perlu merasa risih atau takut terhada hobi ini. Karena, pihaknya pun juga melakukan pameran untuk sosialisasi tentang airsoft, dan semakin banyak anak muda Kota Medan yang menggemari olahraga ini.
"Kami ingin masyarakat dapat memahami perbedaan senjata api, airgun, dan airsoftgun. Maka itu, komunitas ini berupaya membangun edukasi di kalangan masyarakat, bahwa airsoftgun adalah olahraga atau games yang aman dan tidak perlu dikhawatirkan, meski replika senjata memiliki kemiripan satu banding satu," ujarnya.
