Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, menjadi pembina upacara pada HGN ke-74 di Yaspendar) Medan. (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily (Medan) - Wakil Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Wakapolda Sumut), Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, menjadi pembina upacara di Hari Guru Nasional (HGN) ke-74 di Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendar) Medan.
Mardiaz membacakan amanat Kemendikbud RI dan menyampaikan, guru Indonesia memiliki tugas yang termulia sekaligus tersulit untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan di bandingkan dengan pertolongan.
"Guru ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," ucap Mardiaz, Senin (25/11).
Mardiaz menuturkan, guru mengetahui betul potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Guru juga ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.
"Kemudian guru juga tahu, di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal," ujarnya.
"Guru juga tahu, setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. Guru ingin setiap murid terinspirasi, tetapi tidak diberi kepercayaan berinovasi."
"Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan, satu hal yang pasti, kita akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia," sambungnya.
Di Hari Guru Nasional ini Kemendikbud RI menekan hal yang harus dilakukan guru demi perubahan kecil di kelas, yaitu mengajak murid berdiskusi, bukan hanya mendengar. Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
Kemudian, cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.
Bahkan sebagai generasi milenial yang mengikuti perkembangan zaman, para murid lebih cenderung memikirkan Individualnya saja, namun disamping itu generasi millenial juga memiliki rasa percaya diri, dan senang mengekspresikan diri, serta tidak ketinggalan teknologi.
"Oleh karena itu saya mengimbau agar generasi milenial dapat memanfaatkan perkembangan zaman secara positif," ungkap Mardiaz.
Mardiaz juga menyampaikan agar sekolah dapat menyisihkan sedikit anggaran sekolah untuk melakukan pengecekan tes narkoba terhadap anak muridnya. Pelajar juga harus bisa membentuk karakter yang baik guna terjauhi dari hal-hal buruk.
"Untuk guru juga selalu mendeteksi adanya paham radikal yang masuk ke sekolah, agar segera dilakukan penelitian dan pencegahan. Apabila guru tidak mampu, langsung dilaporkan kepada kepolisian," imbaunya.
(JW/RZD)