Analisadaily - Selama ini banyak kabar simpang siur tentang monosodium glutamat (MSG). Untuk memberikan penjelasan tentang MSG, Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acud Indonesia (P2MI) memberikan penjelasan.
Ketua P2MI, M. Fachrurozy mengatakan, berdasarkan fakta-fakta ilmiah dan regulasi terkait keamanan pangan, MSG dimasukkan sebagai Bahan Tambahan Pangan yang aman dikonsumsi dengan pemakaian secukupnya, dan tidak menyebabkan dampak buruk atau berbahaya lainnya bagi kesehatan manusia.
"MSG sebagai Bahan Tambahan Pangan juga sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM," kata Fachrurozy, dalam keterangan resmi diperoleh Analisadaily.com, Kamis (28/11).
Diungkapkan Fachrurozy, berikut fakta-fakta lain tentang MSG:
1. MSG terbuat dari tetes tebu bukan zat kimia atau zat aditif, dan MSG dibuat melalui proses ferdementasi.
2. Kandungan zat dalam MSG ada tiga, yaitu asam glutamat 78 persen, natrium 12 persen, dan air 10 persen. Sebagai zat utama, asam glutamat yang merupakan asam amino yang tidak berbeda, asam glutamat yang terkandung dalam makanan alami sehari-hari seperti tomat, susu, keju dan lain sebagainya.
3. MSG mudah larut dan dapat dimetabolisme dengan baik dalam tubuh.
4. MSG sudah diakui keamanannya oleg beberapa badan dunia yang berkompeten dalam bidang makanan seperti JECFA, terdiri dari FAO dan WHO. Kemudian FDA dan juga oleh Kementerian Kesehatan serta BPOM RI.
5. MSG adalah salah satu Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa yang paling aman dan diizinkan untuk dikonsumsi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 dengan takaran penggunaan secukupnya.
6. Berdasarkan Headache Classification of the International Headache Society (HIS) tentang The International Classification of Headadache Disorders 3rd edition, MSG sudah dikeluarkan dari dalam jurnal ICHD sebagai penyebab sakit kepala atau migrain.
7. Berdasarkan penjelasan pada angka 1 s/d 6 di atas, dapat disimpulkan bahwa MSG aman dikonsumsi.
"Kami harap, pemberitaan tentang MSG obyektif dan berdasarkan fakta-fakta ilmiah, sehingga tidak menimbulkan keraguan terhadap MSG," Fachrurozy menandaskan.