Whitney Houston (Redferns)
Analisadaily - Kematian Whitney Houston tujuh tahun lalu mengirim gelombang kejutan di seluruh dunia.
Penyanyi bersuara tinggi itu secara tragis ditemukan tak sadarkan diri dalam bak mandi Beverly Hilton Hotel, Amerika Serikat, 11 Februari 2012.
Saat itu petugas hotel langsung memanggil tim medis. Namun sayang, ia sudah dinyatakan meninggal dunia. Saat itu Whitney baru berusia 48 tahun.
Ada banyak hal yang disembunyikan diva kelahiran New Jersey itu dari publik maupun penggemarnya, termasuk penyalahgunaan narkoba dan hubungan sesama jenis.
Film Whitney: Can I Be Me menggali kesedihan rahasia Whitney hingga penyebab kematiannya yang tragis. Pembuat film, Nick Broomfield, coba mencari jawaban atas apa yang membuat sang diva tewas.
"Pada akhirnya saya pikir kesenjangan antara siapa dia dan apa kepribadiannya di masyarakat menjadi semakin sulit. Dan dia hanya turun, turun, turun," ujar Nick, dilansir dari
Mirror, Minggu (1/12).
Dua tahun sebelum kematiannya, Whitney dituding sebagai biseksual. Muncul dugaan dia terlibat hubungan sesama jenis dengan asistennya, Robyn Crawford. Ketika diklarifikasi mengenai tudingan tersebut, dia memilih bungkam.
Mantan suami Whitney, Bobby Brown, mengatakan kepada majalah Us Weekly: "Saya benar-benar merasa Robyn diterima dalam kehidupan Whitney."
Whitney Houston bersama ibunya, Cissy
Sementara ibunda Whitney, Cissy Houston, menulis tentang ketidaksukaannya terhadap Robyn dalam bukunya yang berjudul
Remembering Whitney.
Dalam sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey, Cissy ditanya apakah dia terganggu jika putrinya merupakan penyuka sesama jenis.
Cissy menjawab: "Tentu saja."
Kemudian Oprah bertanya: "Anda tidak akan memaafkannya?"
Dan Cissy berkata, "Tidak sama sekali."
Dia melanjutkan: "Saya tidak terlalu suka (Crawford). Dia berbicara terlalu banyak, kadang-kadang tidak sopan, seperti dia memiliki sesuatu di atas Nippy (nama panggilan Whitney) dan saya tidak suka itu sama sekali."
(EAL)