Ilustrasi (Ubergizmo)
Analisadaily - Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Science Translational Medicine, peneliti Universitas California, Berkeley, dan Universitas Ben-Gurion mengusulkan, dengan mengurangi peradangan otak, ada potensi untuk membalikkan masalah seperti demensia.
Ini diuji pada tikus pikun di mana ketika mereka diberi obat yang dirancang untuk mengurangi peradangan otak, mereka dapat mempelajari tugas-tugas baru mereka hampir sama baiknya dengan tikus yang setengah umur mereka.
Ini juga tampaknya membuktikan apa yang ditemukan para peneliti pada tahun 2007, yang menyarankan, bahwa protein darah yang dikenal sebagai albumin dapat menjadi penyebab beberapa masalah tersebut.
Para peneliti saat itu memperkenalkan albumin ke dalam otak tikus, dalam waktu seminggu, otak tikus muda tiba-tiba tampak seperti otak tikus tua dalam hal hyperexcitability dan juga kerentanan mereka terhadap kejang.
“Kami melakukan ini melalui pintu belakang ini. Kami mulai dengan pertanyaan tentang plastisitas yang berkaitan dengan sawar darah-otak, cedera otak traumatis dan bagaimana epilepsi berkembang,” kata salah seorang peneliti, Daniela Kaufer.
“Tetapi setelah kami belajar banyak tentang mekanismenya, kami mulai berpikir, bahwa mungkin dalam menua itu adalah cerita yang sama. Ini adalah biologi baru, sudut yang sama sekali baru tentang mengapa fungsi neurologis memburuk seiring bertambahnya usia otak,” ujarnya dilansir dari
Ubergizmo, Selasa (10/12).
(CSP)