Dalam aksi itu, Kepala Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) Unimed, Majda El Muhtaj mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengangkat tema yang cukup baik, yakni kaum muda berdiri tegak membela hak asasi manusia.

Menurut Majda, tema tersebut sangat tepat karena saat ini pemuda adalah orang-orang yang produktif, termasuk dari usianya.

"Maka dari itu, anak-anak muda harus tetap berdiri dan memberikan kritik yang membangun untuk kepentingan terhadap bangsa," kata Majda saat membuka refleksi di hadapan massa yang hadir.

"Mahasiswa dan pemuda juga harus dipertimbangkan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Kita berharap, hari ini hal itu diperhatikan karena pemuda mempunyai potensi yang besar untuk membangun bangsanya," sambungnya.

Ia menyebut ada banyak contoh yang hingga saat ini masih menuntut perhatian negara. Contohnya, sebut Majda, perhatian kaum milenial sangat besar untuk bangsa, termasuk soal pertambangan.

Pada kesempatan itu juga massa menginginkan supaya pemuda memiliki intergritas untuk memperjuangkan kemanusiaan.

Di akhir refleksi, Majda menyampaikan tiga hal untuk selalu diperhatikan Presiden Joko Widodo dalam mengeluarkan setiap kebijakan. Pertama pemerintah harus memastikan bahwa negara punya kewajiban melindungi hak asasi manusia.

"Yang kedua adalah koorporasi harus berjalan di atas hak asasi manusia dan yang ketiga meremediasi atau pemulihan yang memungkinkan para korban mendapatkan akses berdasarkan prinsip-prinsip keadilan," tegasnya.

Aksi refleksi ini dihadiri berbagai elemen diantaranya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, KontraS Sumatera Utara, SAHdaR, AMAN, Bakumsu, Walhi Sumut, Cangkang Queer dan PUSHAM Unimed.

Ada juga organisasi-organisasi kemahasiswaan seperti HMI FISIP USU, HMI MPO Medan, GMNI UMSU. Tidak hanya itu, aksi juga pegiat lainnya, termasuk SIKAP, BITRA, Literacy Coffee KORSUB, Pelopor Muda, YRKI, dan SPRT Sumut.

(CSP/EAL)