Penyerahan piagam atas pecahnya rekor MURI kepada Rektor UMSU Dr. Agussani MAP (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily (Medan) - Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang disaksikan ribuan masyarakat di Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Jalan Panglima Denai, Medan, Kamis (26/12) siang, berhasil memecahkan dua rekor sekaligus.
Kedua rekor yang tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) adalah pengamatan dengan kamera lubang jarum raksasa dan pembuatan 3.000 kacamata gerhana.
Kepala Observatorium Ilmu Falak (OIF) UMSU, Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar mengatakan, dalam menyambut fenomena alam yang cukup langka ini, pihaknya membagikan 3.000 kacamata khusus secara gratis untuk digunakan melihat Gerhana Matahari Cincin (GMC).
"Pembagian kacamata matahari secara gratis ini sekaligus akan mencatatkan rekor MURI sebagai pengamatan GMC terbanyak. Selain pembagian kacamata gratis, OIF UMSU juga membangun kamera lubang jarum raksasa berukuran 7,5 meter × 15 meter yang juga memecahkan rekor MURI," ujar Arwin.
Menurutnya fenomena gerhana matahari cincin di Indonesia termasuk langka. Fenomena ini akan terjadi 12 tahun lagi di Indonesia, tepatnya tanggal 21 Mei 2031.
"Ini akan terjadi pada 12 tahun mendatang," jelasnya.
Sementara itu Manager Operasional MURI, Andre Purwandono menuturkan bahwa UMSU berhasil memecahkan rekor MURI kategori pengamatan Gerhana Matahari dengan kamera lubang jarum terbesar. Besarnya kamera lubang jarum ini setelah diverifikasi pihak MURI yakni 15x17,5 meter.
"Kamera lubang jarum ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan dunia. Negara maupun daerah lain belum pernah mengadakan seperti ini. Dan yang kedua adalah pembuatan kacamata gerhana matahari terbanyak yang mencapai 3.000 kacamata yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat," tuturnya.
Sementara Rektor UMSU, Dr. Agussani MAP, mengatakan kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat kepada Allah SWT. Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang fenomena alam yang terjadi.
"Momen gerhana matahari ini sebagai momen motivasi, momen keimanan, dan momen berkumpul bersama saudara-saudara kita di Sumut. Sebagai lembaga pendidikan momen ini juga digunakan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat," jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut OIF UMSU menyediakan sejumlah teleskop canggih untuk pengamatan gerhana yakni, kamera lubang jarum raksasa, Teleskop Bresser Missier AR 152 + Mounting CEM60 Ioptron, Teleskop Maksutov 180 mm + Mounting HEQ5 Pro.
Kemudian Teleskop Bresser Missier AR 152 + Mounting Losmandy G-11Moutierung, Teleskop SKY Watcher BK 120 Iq5, Teleskop Refractor 90mm EQ2, Binokuler dan Teleskop William Optics GT 102 Pro + Mounting Ioptron IEQ45 Pro (streaming).
Untuk diketahui, Gerhana Matahari Cincin dapat dilihat dengan jelas di tujuh daerah di Sumut yakni Nias, Sipirok, Tarutung, Sibolga, Sibuhuan Gunung Tua dan Medan. Namun di Medan tidak terlibat penuh, melainkan hanya sebagian.
(JW/EAL)