Burung Togian Jungle-flycatcher, salah satu spesies baru yang ditemukan (Bram Demeulemeester/Daily Mail)
Analisadaily.com. Maluku - Sebuah penemuan yang menakjubkan telah mengungkapkan sebanyak lima spesies baru burung penyanyi di pulau Wallacean di lepas pantai Indonesia timur, tiga di antaranya jenis Togian Jungle-flycatcher, Taliabu Grasshopper-warbler dan Taliabu Leaf-Warbler.
Burung Taliabu Grasshopper-warbler, spesies yang baru ditemukan
Burung Taliabu Leaf-Warbler ditemukan pertama kali di pulau-pulau Indonesia
Ekspedisi ilmuwan ke nusantara antara 2013 dan 2014 menemukan burung-burung di pulau Taliabu di Maluku, Peleng dan Batudaka di Sulawesi Tengah.
Ini adalah temuan terbesar spesies baru yang terlihat secara geografis selama lebih dari satu abad. Para peneliti menemukan total sepuluh spesies dan subspesies dan itu membawa kantong keanekaragaman hayati lokal yang lama diabaikan.
Dilansir dari
Daily Maiil, Minggu (12/1), antara tahun 1990 dan 2019, hanya 161 spesies burung baru yang dibuat di seluruh dunia.
Associate professor National University of Singapore, Frank Rheindt dan beberapa rekannya secara khusus memilih melakukan ekspedisi selama enam pekan di pulau-pulau terpencil di Indonesia, karena sejarah eksplorasi dan kompleksitasnya yang kaya.
Selama di sana, ekspedisi pengumpulan burung, Dr Rheind berkelana melalui belantara tiga dari ratusan pulau di wilayah tersebut. Para peneliti memilih ini karena catatan sejarah yang jarang dari eksplorasi biologis mereka.
Menurut peneliti, perjalanan serupa ke berbagai penjuru dunia yang belum dijelajahi dapat mengarah pada penemuan spesies baru.
“Temuan ini menunjukkan, bahwa banyak tempat yang belum diselidiki secara biologis masih ada di permukaan bumi,” ujar Dr Jonathan Kennedy dan Jon Fjeldsa dalam artikel terkait penelitian di jurnal Science.
Metode serupa dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah di wilayah lain yang dapat mengarah pada spesies baru yang ditemukan.
“Saya pikir sudah pasti, bahwa keanekaragaman hayati sedang menurun di seluruh dunia dan demi kepentingan kemanusiaan untuk membalikkan tren itu dan menciptakan situasi yang sehat di alam. Mengambil bagian dalam tindakan itu, langkah pertama adalah memiliki pemahaman yang baik tentang berapa banyak spesies di dunia,” ujar Dr Kennedy.
Hingga 85 persen keanekaragaman spesies global masih harus ditemukan. Menurutnya, wilayah di mana spesies ditemukan juga dikaitkan dengan ancaman klasik terhadap keanekaragaman hayati seperti penebangan, penambangan, dan perdagangan satwa liar secara umum.
Hal ini dapat menyebabkan degradasi habitat dan hilangnya spesies.
"Kami memiliki kesempatan untuk menemukan lebih banyak kehidupan di bumi dan hal penting untuk disadari adalah bermanfaat melakukan ini sebelum spesies yang tidak diketahui ini hilang karena ancaman kepunahan,” tambahnya.
(CSP)