Museum Raja Ali Haji Bisa Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Museum Raja Ali Haji Bisa Tingkatkan Kunjungan Wisatawan
Museum Raja Ali Haji akan selesai dibangun dalam tahun ini (The Jakarta Post/Asia News Network)

Analisadaily.com, Batam - Berdasarkan temuan baru-baru ini, museum dan galeri salah satu di antara tempat-tempat yang paling dicari wisatawan internasional ketika mengunjungi Batam.

Karena itu, pemerintah Batam akan segera menyelesaikan Museum Raja Ali Haji setelah tiga tahun pembangunan. Museum ini terletak di alun-alun Kota Engku Putri di Batam Center di atas tanah 1.700 meter persegi.

Dirancang dengan campuran Melayu dan Timur Tengah. Terletak di depan Terminal Feri Internasional Pusat Batam dan Pusat Perbelanjaan Mega Mall, di antara bangunan pertama yang dilihat wisatawan dari Singapura dan Malaysia saat tiba di Batam.

Kepala Dinas Pariwisata Batam, Ardiwinata mengatakan, dia yakin museum akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Batam.

"Museum ini juga dirancang untuk menjadi tempat di mana siswa dapat belajar tentang sejarah," kata Ardi dilansir dari Asia One, Kamis (301/).

Dia mengatakan museum itu, dinamai setelah Raja Ali Haji, salah satu pahlawan nasional dari Kepulauan Riau, diusulkan oleh pemerintah Batam ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 2 Agustus 2019. Segera disetujui.

"Dalam lima bulan terakhir, kami merumuskan nama, koleksi, personel, di samping visi dan misi kami untuk museum," kata Ardi.

Dia juga berbagi, banyak yang bertanya tentang koleksi yang akan ditampilkan di museum, karena Batam memiliki sejumlah besar benda budaya dan sejarah.

Ada begitu banyak benda yang berserakan untuk dikumpulkan. Dinas pariwisata sendiri telah memperoleh 593 kendi dan mangkuk yang, menurut aula warisan budaya Bukit Tinggi, Sumatra Barat, diyakini berasal dari Dinasti Ming abad ke-16.

“Ada juga naskah kuno tentang sejarah Melayu,” ujar Ardi.

Kendi dan mangkuk ditemukan di Sembulang di Pulau Galang dan dianggap sebagai warisan budaya.

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana untuk mendanai revitalisasi museum," katanya, seraya menambahkan bahwa museum akan dikelola unit pelaksana teknis di bawah Badan Pariwisata Batam.

Museum ini akan melahirkan konsep modern dan menggambarkan sejarah Batam dari perspektif Melayu dan perkembangannya menjadi kota industri terkemuka di Indonesia.

Sejarawan, Aswandi Syahri menyampaikan, museum akan menggunakan infografis dan layar monitor digital, menjadikannya museum modern pertama di Kepulauan Riau.

"Museum harus dibangun dengan cara modern untuk membuatnya menarik. Kita harus belajar dari bagaimana museum Singapura dapat tampil menarik," tutur Aswandi.

Data dari Statistics Indonesia menunjukkan, Kepulauan Riau menduduki peringkat kedua setelah Bali sebagai tujuan wisata paling banyak dikunjungi wisatawan asing, dengan lebih dari 2.5 juta pengunjung internasional pada tahun 2019.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi