Jumlah Kematian Akibat Virus Corona Tembus 490 Orang

Jumlah Kematian Akibat Virus Corona Tembus 490 Orang
Ilustrasi (Time)

Analisadaily.com, Beijing - Jumlah kematian yang dikonfirmasi akibat wabah virus corona di China melonjak. Per hari ini, Rabu (5/2), menjadi hampir 500 orang, setelah Hong Kong melaporkan kematian pertamanya akibat virus corona.

Jumlah korban yang dikonfirmasi di daratan China naik menjadi 490 setelah Provinsi Hubei yang paling terpukul melaporkan 65 orang lagi tewas, jumlah dalam sehari terbesar sejak kematian pertama kali muncul bulan lalu.

Dilansir dari Channel News Asia, jumlah infeksi yang dikonfirmasi terkait virus corona di China telah mencapai 24.324 dengan 3.887 kasus baru dilaporkan, kata Komisi Kesehatan Nasional.

Lebih dari 20 negara telah mengonfirmasi kasus-kasus virus tersebut, mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan darurat kesehatan global, beberapa pemerintah untuk melakukan pembatasan perjalanan, dan maskapai penerbangan untuk menangguhkan penerbangan ke dan dari China.

WHO mengatakan pada hari Selasa (4/2) bahwa langkah dramatis yang diambil oleh China telah memberikan peluang untuk menghentikan penularan, sambil menyerukan lebih banyak solidaritas global untuk memerangi virus.

Virus corona baru terus menyebar ke negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Negara-negara tersebut melaporkan infeksi baru dalam beberapa hari terakhir.

Mengenai kekhawatiran yang berkembang tentang penyebaran ke daerah metropolitan China berpenduduk padat lainnya, pihak berwenang di tiga kota di Provinsi Zhejiang timur, termasuk satu di dekat Shanghai, membatasi jumlah orang yang diizinkan meninggalkan rumah mereka.

Tiga distrik di Hangzhou, termasuk daerah di mana kantor utama raksasa teknologi China, Alibaba berbasis, sekarang hanya mengizinkan satu orang per rumah tangga pergi ke luar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan, yang memengaruhi sekitar tiga juta orang.

Kota ini hanya 175 Km barat daya dari pusat keuangan Shanghai, yang telah melaporkan lebih dari 200 kasus, termasuk satu kematian. Zhejiang telah mengonfirmasi 829 kasus, jumlah tertinggi di luar Provinsi Hubei, ibukotanya Wuhan, pusat penyebaran.

Penyakit ini diyakini muncul pada bulan Desember 2019 di pasar Wuhan yang menjual hewan liar, dan menyebar dengan cepat ketika orang-orang bepergian untuk liburan Tahun Baru Imlek di bulan Januari 2020.

China telah berjuang untuk menahan virus meskipun memberlakukan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk secara virtual mengunci lebih dari 50 juta orang di Hubei.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi