Ilustrasi (Xa Luan)
Analisadaily.com, Beijing - Jumlah kematian akibat virus corona melonjak melampaui 908 orang di daratan China pada Senin (10/2) setelah Provinsi Hubei, paling parah terkena dampak, melaporkan 91 kematian baru. Total kematian akibat virus corona di China 908 orang.
Dilansir dari
Channel News Asia, dalam laporan hariannya, Komisi Kesehatan Hubei juga mengonfirmasi 2.618 kasus baru, tempat wabah itu muncul pada bulan Desember 2019. Lebih dari 39.800 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China, berdasarkan angka yang dirilis pemerintah.
Virus baru itu diyakini telah muncul tahun lalu di pasar yang menjual hewan liar di Ibu Kota Hubei, Wuhan, sebelum menyebar ke seluruh negeri. Data terbaru datang setelah WHO mengatakan empat hari terakhir telah melihat beberapa stabilisasi di Hubei, tetapi memperingatkan angka-angka masih bisa naik.
Epidemi telah mendorong pemerintah untuk mengunci seluruh kota ketika penyebaran virus meningkat, terutama setelah seorang dokter whistleblowing menjadi korban virus tersebut.
Sebagian besar masyarakat di China masih belum kembali bekerja setelah liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang, termasuk masyarakat di pusat keuangan China, Shanghai. Penduduk diperintahkan untuk mengenakan masker di depan umum.
Kepala Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, Michael Ryan mengatakan, periode stabil wabah virus corona dapat mencerminkan dampak dari langkah-langkah pengendalian.Sejumlah pakar kesehatan WHO berangkat Minggu (9/2) malam ke China, hal ini dikatakan oleh direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Twitter.
“Misi ini dipimpin oleh Bruce Aylward, seorang veteran dari keadaan darurat kesehatan sebelumnya,” sebut Tedros.
AFP melaporkan, kasus kematian akibat virus corona bertambah 97 jiwa hingga pagi tadi, total korban menjadi 908 orang. Kasus kematian terbanyak pada 24 jam terakhir terjadi di Provinsi Hubei, yaitu 91 tewas.
(RZD)