Program Pintar Jadikan Proses Belajar di MIS Amaliyah Lebih Berwarna

Program Pintar Jadikan Proses Belajar di MIS Amaliyah Lebih Berwarna
Proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Amaliyah Pematangsiantar (Analisadaily/Reza Perdana)

Analisadaily.com, Pematangsiantar – Proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Amaliyah Pematangsiantar kini lebih berwarna. Hal ini dikarenakan Program Pintar yang diterapkan sekolah.

Kepala Sekolah MIS Amaliyah Pematangsiantar, Andri Prahara Hasibuan mengatakan, Program Pintar yang mereka terapkan mendorong para guru dan pihak sekolah lebih kreatif dalam memberikan pelajaran kepada murid.

MIS Amaliyah Pematangsiantar menjadi mitra Tanoto Foundation pada 2017. Hingga kini, banyak perubahan-perubahan lebih baik terjadi dari segi pembelajaran dan manajemen sekolah yang terletak di Jalan Mesjid, Perumahan Karangsari Permai, Kelurahan Tambun Nabolon, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar, ini.

“Awalnya, proses belajar mengajar di sekolah ini berjalan seperti biasa mengikuti kurikulum dari Kementerian Agama. Setelah bergabung dengan Tanoto Foundation, banyak hal yang kami ubah,” kata Andri, Rabu (26/2).

Dijelaskannya, di dalam kelas, para guru berusaha membuat siswa lebih aktif. Selain dari sisi guru, saat belajar para siswa diterapkan unsur mikir. Tidak hanya itu, mereka juga melibatkan orang tua siswa dalam proses belajar mengajar untuk mengetahui perkembangan anak-anak.

Proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Amaliyah Pematangsiantar (Analisadaily/Reza Perdana)
“Dalam proses belajar, kita juga berusaha untuk menyampaikan informasi yang ada, dengan berbagi foto melalui grup WhatsApp. Jadi orang tua tahu apa yang dilakukan anaknya hari ini,” jelasnya.

Andri menyebut, sebelum bergabung dengan Tanoto Foundation, susunan ruang kelas di sekolah mereka sangat kaku. Setelah adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan, mereka lebih berkreasi, dan penyusunan bangku di ruang kelas juga berubah. Di dalam kelas, susunan bangku para murid dibuat berkelompok.

Setiap hari Jumat, sekolah ini memiliki jadwal Membara, yaitu Membaca dengan Gembira. Sedangkan hari Senin sampai Kamis, pada 15 menit sebelum belajar di dalam kelas, setiap apa yang dibaca murid ditulis di dalam buku.

“Itu untuk meningkatkan budaya baca. Tadinya sekolah kita dianggap sebelah mata, sekarang sekolah ini semakin berkembang dan siswanya juga meningkat,” sebutnya.

Lompatan Luar Biasa

Pengawas Madrasyah, Kemenag, Samsuddin Siregar menilai, apa yang dilakukan Tanoto Foundation merupakan salah satu lompatan luar biasa bagi Madrasah, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah.

“Di Kota Pematangsiantar ada 12 Madrasah Ibtidaiyah, yang dapat mitra hanya 4, dan di antara 4 Madrasah Ibtidaiyah, hanya MIS Amaliyah ini yang berkembang secara signifikan,” ujarnya.

Secara umum, lanjutnya, selama ini guru kurang kreatif, kurang inovatif, dan cenderung konvensional ketika mengajar. Saat dilatih dan menerapkan Program Pintar, berubah, terutama dalam konteks pembelajaran.

“Guru lebih aktif, lebih banyak memunculkan ide-ide kreatif. Dalam satu hari, ada perubahan-perubahan yang bagus saya lihat. Itu mengarah pada proses pembelajaram. Kalau sudah berubah prosesnya, maka anak akan menangkap pembelajaran dengan baik,” terangnya.

Penyerahan buku (Analisadaily/Reza Perdana)
Sedangkan dalam konteks manajemen sekolah, pihaknya melihat kepala sekolah lebih terbuka kepada masyarakat. Artinya, ada hal-hal yang mengarah kerpada pendidikan, selalu dilibatkan masyarakat.

“Lalu dala konteks budaya baca, setiap hari ada budaya baca, budaya literasi, sehingga dengan adanya program ini sangat luar biasa,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi