Kapolda Aceh, Irjen Pol Wahyu Widada saat mencabut pohon ganja dari lahan seluas 25 hektar di Gampong Agusen Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues, Rabu (4/3) (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Blangkejeren – Kepala Kepolisian Daerah Aceh, Inspektur Jenderal Polisi Wahyu Widada, memimpin langsung pencabutan dan pemusnahan ladang ganja seluas 25 hektar di Gampong Agusen, Kecamatan Blangkejeren, Rabu (4/3).
Hadir dalam rangkaian itu, Kepala Biro Operasi Polda Aceh, Kombes Pol Dedy Irianto, Dir Resnarkoba Polda Aceh, Kombes Pol Rudy Ahmad Sudrajat, Wadansat Brimob, AKBP Brury Soekotjo Adhyakso Putro.
"Seluas 25 hektare ladang ganja langsung kita musnahkan dengan mencabut seluruh batang ganja yang ada di ladang dan membakarnya hingga habis, dan satu orang tersangka sudah diamankan," kata Irjen Wahyu pasca pemusnahan.
Ia menegaskan, akan terus memberantas ganja dan seluruh narkotika lainnya yang ada di seluruh Aceh sesuai aturan berlaku. "Kita memberantas ladang ganja merupakan pejuang kemanusiaan, kita sudah menyelamatkan beberapa generasi ke depannya," tegasnya.
Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada (tengah) saat memperhatikan ladang ganja seluas 25 hektar di Gampong Agusen, Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues, Rabu (4/3)
Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru mengatakan, pihaknya terus melakukan pembenahan terhadap masalah penanaman ganja di Gayo Lues. Karena, menurut Amru, siapa pun yang terlibat akan berhadapan dengan hukum dan sangat merugikan diri sendiri.
"Pembenahan dilakukan dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat berupa mengganti tanaman ganja menjadi tanaman produktif seperti kopi, serai dan lainnya," ujar Amru.
Pasca pemusnahan, Irjen Wahyu bersama rombongan menuju Mapolres Gayo Lues untuk memberi arahan kepada personil Polres. Di sana, ia mengajak seluruh anggota polisi agar bersyukur karena sudah menjadi pelayan masyarakat.
"Saya mengajak semua anggota yang sudah mendapatkan anugerah, menjadi seorang anggota Polri tidak mudah. Bukan suatu kebanggaan ketika memberhentikan seorang anggota Polri dari dinas kepolisian. Karena, banyak anggota keluarga akan bersedih. Yang rugi kalau dipecat bukan Kapolda, bukan Karo Ops maupun yang lainnya, yang rugi keluarga sendiri," tegasnya lagi.
Masih kata Irjen Wahyu, betapa bangganya keluarga ketika seseorang dilantik menjadi anggota Polri. Banyak orang ingin menjadi anggota Polri tapi tidak semudah dibayangkan, maka untuk itu ketika sudah menjadi anggota Polri harus bersyukur.
"Tugas anggota Polri sangat mulia sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegakan hukum. Tidak ada anggota Polri yang terlibat menjadi pemakai, tidak ada anggota Polri yang menjadi pengedar dan tidak ada anggota Polri yang menjadi jaringan narkoba,” ucapnya.
“Saya tidak bangga memecat anggota, saya tidak ingin memecat anggota Polri, akan tetapi ketika sudah melakukan pelanggaran berupa terlibat narkoba maka dengan sangat terpaksa saya harus memecat anggota tersebut," tambah Irjen Wahyu.
(MHD/CSP)