Pengunjung menikmati berwisata di Istana Maimun sambil berkuda, Minggu (8/3) (Analisadaily/Christison Sondang Pane)
Analisadaily.com, Medan - Salah satu ikon bersejarah di Kota Medan, Istana Maimun, sampai saat ini terus ditata dan dijaga kelestariannya. Keberadaannya juga bukan sekadar bangunan tua, tapi objek wisata ini memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat.
Dampak tersebut dirasakan tidak hanya masyarakat yang datang berkunjung, tetap juga dirasakan oleh para pedagang yang berjualan di sekitar Istana Kesultanan Deli itu.
Pada hari libur, Istana Maimun selalu dijadikan alternatif berwisata masyarakat. Di sana, selain ada wisata yang bisa menambah ilmu pengetahuan, tersedia juga wahana hiburan serta suvenir menarik.
Pegadang suvenir jenis baju, Rhozali mengatakan, penjulannya di saat hari libur cukup banyak, karena hari libur seperti pengunjung yang hadir ramai, dan ada yang datang dari berbagai daerah, seperti Aceh.
Wisatawan berburu suvenir di Istana Maimun, Minggu (8/3) (Analisadaily/Christison Sondang Pane)
"Mudah-mudahan saja, penjualan bagus, dan banyak wisatawan yang membeli barang dagangan saya," kata Rhozali yang sudah menggeluti jualan pakaian hingga puluhan tahun di Medan, termasuk di sekitar Istana Maimun, Minggu (8/3).
Pria berusia 45 tahun itu juga menyampaikan bagaimana keamanan dan kenyamanannya saat mejajakan barang dagangannya di Istana Maimun. Dia mengaku sampai saat ini, tidak pernah mendapatkan masalah dan semuanya lancar-lancar saja.
"Memang saya berpindah-pindah jualan, tapi bila melihat keamanan dan kenyamanan, di sini lebih aman sepanjang yang saya alami. Beda di tempat wisata lain. Pernah saya melihat pencopet. Saya prihatin dengan keadaan seperti itu, jadi tidak baik buat kita, terutama bagi pengunjung," ungkapnya.
Dia berharap kepada pihak pemerintah agar objek wisata yang ada ditingkatkan keamanannya, supaya wisatawan yang berkunjung bisa menikmati masa liburannya dengan nyaman, dan bahagia, tanpa ada gangguan.
Wisatawan di Istana Maimun, Minggu (8/3) (Analisadaily/Christison Sondang Pane)
"Bila seperti itu, kita yang berjualan semakin enak dan tidak was-was, dan tidak takut merugi," ujarnya.
Ada wahana tidak kalah menarik untuk dirasakan pengunjung Istana Maimun, yang selesai dibangun 18 Mei 1891. Salah satu di antaranya menunggangi kuda. Saat ini terdapat tiga kuda yang didatangkan dari Siborong-borong, Tapanuli Utara, dan Berasatagi, Kabajahe.
Ketiga kuda tersebut sudah ada di Istana Maimun sejak setahun terakhir. Kuda juga menjadi daya tarik bagi masyarakat yang datang, karena setelah menjelajah bagian dalam Istana Maimun, orang tua dan anak-anaknya bisa menaiki kuda.
"Satu putaran naik kuda tidak mahal, Rp 20.000. Hari ini juga sudah banyak yang naik kuda," kata pemandu kuda, Salomo, yang warga Siborong-borong.
(CSP/RZD)