Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh, Dr. Taqwaddin Husin (kanan), saat memantau Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh melakukan pemantauan ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, terkait kesiapan petugas menghadapi virus corona.
Berdasarkan hasil pantuan, Sabtu (14/3), Bandara SIM telah menyiapkan berbagai alat menghadapi jika ada yang terinfeksi virus tersebut.
"Kami mengajak para pewarta melihat kesiapan petugas dan kelengkapan alat-alat, demi terciptanya rasa aman bagi masyarakat terhadap penyebaran virus corona," ujar Kepala Ombudsman Aceh, Dr. Taqwaddin Husin.
Dari informasi yang dihimpun, petugas bandara siaga dengan personil yang berjumlah 14 orang yang terdiri atas 2 orang dokter dan paramedis serta petugas non medis. Selain itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) juga tersedia berbagai peralatan medis guna memindai dan penanganan penumpang, terutama penumpang yang baru datang dari luar negeri.
"Saat ini kami telah menyiagakan para petugas dan peralatan, hal ini memang sudah jauh-jauh hari kami persiapkan sebenarnya sebelum isu virus corona ini merebak," kata Pattimura, Kordinator Kesehatan Bandara Internasional SIM, saat ditanyai awak media bersama Tim Ombudsman RI Aceh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, adanya kejadian dugaan orang terpapar virus Corona yang sempat menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUDZA Banda Aceh bukanlah rujukan dari pihak bandara. Tapi merupakan masyarakat yang telah pulang dari luar negeri.
"Iya, kita tidak ada mengirimkan ataupun merujuk pasien dari petugas kesehatan bandara ke pihak RSUDZA, itu bisa jadi masyarakat yang datang berobat langsung ke rumah sakit tersebut. Berdasarkan hasil pantauan kami dengan thermo screening di bandara, tidak ada saat ini penumpang yang terjangkit," sebut Pattimura.
Hasil pantauan Ombudsman dan awak media, di Bandara SIM tersedia alat thermo screening, shot screening, tabung penutup pasien jika terjangkit virus (bilik isolasi), juga tersedia ambulance yang siaga membawa pasien ke rumah sakit yang telah ditunjuk.
Saat ini ada beberapa rumah sakit rujukan untuk mengantisipasi jika ada pasien yang terindikasi virus corona, salah satunya RSUDZA Banda Aceh.
Ia berharap kepada masyarakat agar tidak panik terhadap wabah virus yang membahayakan tersebut, jika ada kecurigaan ataupun dugaan terinfeksi virus Corona agar segera menghubungi petugas kesehatan.
Semua harus bersinergi dan berkoordinasi memberantas ataupun mencegah penyebaran virus Corona, baik Pemerintah, media, petugas kesehatan, TNI/Polri, maupun masyarakat.
"Kami berharap kita semua kooperatif dan kordinatif dalam hal memerangi ataupun mencegah virus ini, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, petugas kesehatan, para pewarta, TNI/Polri, dan masyarakat agar bersinergi.
Selanjutnya jangan panik terhadap isu yang menyebar, sebaiknya dilakukan chek and richek dulu jika ada informasi penyebaran di masyarakat. Agar tidak tersebar isu yang kemudian membuat kepanikan terhadap publik," harapnya.
Taqwaddin mengharapkan dengan kunjungan yang melibatkan para wartawan ini dimaksudkan agar media memberitakan fakta sesungguhnya terjadi terkait penyebaran virus Corona ini.
Apalagi masalah ini sudah pendemik. Sudah luar biasa. Sehingga menjadi isu sensitif. Karenanya, diperlukan penanganan dan pemberitaan ekstra cermat. Hal ini penting agar publik mendapatkan berita yang faktual, benar, tepat dan akurat.
(MHD/CSP)