“Memperhatikan semakin menyebarnya COVI-9 di sejumlah tempat di Indonesia, perusahaan media dan seluruh jajaran redaksi wajib menjamin keselamatan pada jurnalisnya,” kata Reno sesuai dengan pernyataan dalam rilis persnya dilansir dari Antara, Minggu (15/3).

Selain itu, hal lain yang perlu menjadi perhatian serius, menurut dia, adalah pembekalan pengetahuan liputan dan memberikan perlengkapan kerja sesuai standar protokol kesehatan.

Terkait itu, Pewarta Foto Indonesia yang didirikan pada masa-masa reformasi di Galeri Foto Jurnalistik ANTARA di bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat, memberikan himbauan kepada jurnalis dan perusahaan media terkait protokol mitigasi COVID-19 keselamatan jurnalis.

Reno mengatakan, perusahaan media wajin memberikan peralatan kesehatan bagi jurnalis yang meliput kasus COVID-19. Selanjutnya, kata Reno, jurnalis disarankan tidak memaksakan diri untuk bekerja, jika dirasa ada gejala demam, sesak nafas, pusing, flu atau batuk.

Tidak hanya itu, lanjut Reno memaparkan, jurnalis harus mematuhi protokol kesehatan terkait COVID-19. Lalu, sebisa mungkin menggunakan lensa jarak jauh (lensa tele panjang) dan tidak berusaha untuk mendekat jika melakukan peliputan di kawasan yang diduga terinfeksi COVID-19.

Kemudian, peliput wajib mengenakan alat pelindung diri. Tidak sampai di situ, perusahaan media wajib melakukan monitoring secara intens dan berkala terhadap kesehatan jurnalis yang meliput COVID-19.

“Melakukan sterilisasi diri dan peralatan kerja (kamera, lensa, laptop, ponsel) usai melakukan peliputan. Terakhir, perusahaan media wajib memberikan masker dan cairan disinfektan kepada seluruh pekerjanya,” papar Reno.

(CSP)