Ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menunjukkan ekspresi semangat saat bertanding di turnamen All England Championships 2020 (BadmintonIndonesia.org)
Analisadaily.com, Birmingham – Pertemuan pasangan ganda putra kelas dunia, antara Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo memang bukan yang baru lagi.
Meski Marcus/Kevin, yang sejak dua tahun terakhir kokoh di puncak ranking satu dunia, tapi bukan berarti luput dari kekalahan.
Dalam catatan pertemuan melawan pebulutangkis Jepang, yang kini duduk di ranking enam, mereka justru sering gagal meraih kemenangan.
Dari tujuh pertemuan, lima di musim 2019 dan dua pada 2018, Marcus/Kevin hanya mampu meraih dua kemenangan. Itu pun diperolehnya pada Oktober di Perancis Terbuka dan Hong Kong Terbuka 2018.
Dilansir dari
Tournament Software, Minggu (15/3), lima kemenangan Hiroyuki/Yuta semuanya didapat tahun lalu, termasuk di antaranya di Badminton Asia Championships, Thailand Open, Hong Kong Open, World Tour Finals penyisihan Grup A dan World Tour Finals di babak semifinal.
Tujuh pertemuan dari dua musim lalu sudah berakhir, kini kedua pasangan kembali bertemu untuk pertama kali di tahun 2020. Mereka akan adu kekuatan dan strategi di final turnamen bergengsi dan sekaligus tertua di dunia bulutangkis, yaitu All England Championships.
Apakah Marcus/Kevin mampu mengejar ketertinggalannya, atau Hiroyuki/Yuta, yang justru semakin memperlebar jarak kemenangannya. Semua itu akan mereka buktikan di partai final di Birmingham Arena, Minggu (15/3) hari ini.
“Pasti lawan siapa saja harus siap. Kami siap melakukan yang terbaik dan enjoy permainannya saja,” kata Marcus usai pertandingan semifinal, sabtu (14/3).
“Pastinya kami ingin membayar kesalahan tahun kemarin, tapi kami nggak mau berlebihan juga. Kami sudah ke final, jadi mau melakukan yang terbaik aja,” ujar Kevin dilansir dari
BadmintonIndonesia.org.
Tidak hanya Marcus/Kevin, wakil Indonesia yang tampil di final. Ada juga Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviani dari ganda campuran. Unggulan kelima ini menghadapi pebulutangkis, yang dua tingkat di atasnya, yaitu Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (3).
Dari segi ranking, pasangan Thailand itu memang di atas, tapi dari catatan pertemuan, Praveen/Melati lebih unggul. Lima pertandingan terakhir, 3 laga berhasil dimenangkan wakil Merah Putih, dan dua hasil positif diraih Dechapol/ Sapsiree.
“Lawan Thailand nggak mudah. Mereka punya kualitas, jadi kami mau mempersiapkan diri lagi,” kata Praveen setelah memastikan diri lolos ke partai final All England.
“Kami sudah sering ketemu, sudah sama-sama tahu pola mainnya juga. Harus siap capek, karena mereka tenaganya kuat dan nggak gampang mati. Besok komunikasi harus lebih dijaga,” tambah Melati pada sesi wawancara.
(CSP)