Ustaz KH Zulfiqar Hajar (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Pimpinan majlis taklim/KBIHU Jabal Noor Medan, Ustaz KH Zulfiqar Hajar, berharap umat Islam tidak berhenti berdoa kepada Allah SWT sehingga penyelenggaraan ibadah haji dan umrah tetap berlangsung tahun ini meski dunia masih dilanda virus corona (Covid-19).
"Kita jangan berhenti berdoa kepada Allah SWT agar musibah ini segera berakhir sehingga memberikan ketenangan kepada kita, khususnya umat Islam yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah," kata Zulfiqar Hajar di rumahnya, Jalan Ngalengko No.13 Medan, Rabu (25/3).
Menurutnya virus corona (Covid-19) adalah 'Tentara Allah' yang tidak diduga kemunculannya, meskipun manusia harus menghindarinya. Rasulullah SAW pernah bersabda, sambungnya, "Berlarilah kamu dan hindarilah penyakit kusta sebagaimana kau berlari dari kejaran singa".
"Ini merupakan kalimat kiasan. Seperti sekarang ini seluruh dunia dilanda virus corona. Jadi, kalau ada di satu daerah mewabah virus seperti ini kita harus menghindarinya. Jabal Noor tetap melaksanakan manasik haji setiap hari Minggu meskipun virus corona harus tetap diwaspadai," jelas Ketua Komisi Dakwah MUI Kota Medan.
Patuhi pemerintah
Meski demikian dia mengimbau masyarakat agar mematuhi pemerintah pusat dan daerah serta Fatwa MUI. Semua ini untuk kepentingan bersama.
"Teman saya yang baru pulang dari Arab Saudi menjelaskan, saat ini seluruh pusat perbelanjaan di Arab Saudi ditutup," jelasnya.
Dikemukakannya lagi, saat ini proses pelunasan ibadah haji masih berlangsung di Indonesia dan pada akhir pelunasan sampai tahap berikutnya diharapkan tidak ada kendala apapun.
Ditambahkannya, seyogyanya dia bersama Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, meletakkan batu pertama pembangunan satu masjid di Kabupaten Pakpak Bharat, Senin (23/3), namun ditunda karena musibah ini.
"Begitu juga proses belajar-mengajar di Sekolah Islam Terpadu/Pesantren Jabal Noor Medan Krio, Sunggal, Deli Serdang terpaksa diliburkan, karena ada imbauan Kepala Dinas Pendidikan Deli Serdang atas perintah Bupati Ashari Tambunan tentang virus corona ini," sambungnya.
Banjir di Makkah
Ketika berbicara tentang peristiwa banjir di Arab Saudi, terutama di Kota Mekkah khususnya di kawasan Thawaf Masjidil Haram tahun 1941/1360 Hijriah, Ustaz KH Zulfiqar Hajar yang pernah menyaksikan langsung peristiwa serupa di tahun 1977 mengatakan, air banjir berasal dari kawasan Gazzah (daerah Pasar Seng).
Pada waktu, katanya, banjir menerjang sampai ke perbatasan Masjidil Haram yang ada tonggak besinya. Seandainya tidak ada tonggak besi itu sebagai penahan, maka banjir bisa menghantan tempat Sa’i.Ketika itu tidak ada orang yang thawaf, karena banjir.
Dikatakannya, waktu itu banjir hampir mencapai dua meter. Jadi musibah banjir sudah dialami Arab Saudi sebelumnya. Mobil-mobil yang parkir pun ikut diterjang banjir.
Dikemukakannya, dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah, umat Islam tidak pernah berhenti Thawaf, kecuali jika masuk waktu shalat wajib, sedangkan saat azan masih ada yang thawaf, tetapi begitu imam menyerukan
shawwuf shufufakum (luruskan shaf shalatmu) seluruh aktivitas ditinggalkan, termasuk Thawaf.
"Setelah shalat wajib dilanjutkan dengan shalat jenazah. Sesudah Shalat Jenazah, jamaah langsung mencium Hajaral Aswad dan ada juga meneruskan thawafnya," ujarnya.
Namun saat ini, ujarnya, dengan adanya virus corona maka Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah terkena imbasnya dengan kosongnya jamaah bersalat di kedua masjid itu.
(HERS/EAL)