Sejumlah Maskapai Penerbangan Terancam Gulung Tikar

Sejumlah Maskapai Penerbangan Terancam Gulung Tikar
Sejumlah pesawat di Bandara Kualanamu (Analisadaily/Reza Perdana)

Analisadaily.com, Jakarta - Saat ini industri penerbangan di Indonesia memasuki fase yang sangat sulit akibat wabah virus corona (Covid-19).

Untuk menyelamatkan dari kerugian yang lebih besar, Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengharapkan keringanan dan insentif dari pemerintah.

Ketua Umum INACA, Denon Prawiratmadja mengatakan, sebagai dampak dari pandemik Covid-19 yang menyebar luas ke suruh wilayah Indonesia, sejak awal Maret lalu terjadi penurunan jumlah penumpang yang sangat drastis.

Oleh sebab itu semua maskapai penerbangan mengurangi jumlah penerbangan, baik rute maupun frekuensinya hingga 50% lebih.

"Diramalkan apabila penuntasan pandemik Covid-19 semakin tidak pasti, hal ini akan membuat industri penerbangan terpuruk bahkan sebagian tidak akan beroperasi lagi karena bangkrut," kata Denon di Jakarta, Kamis (26/3).

Untuk mengurangi kerugian, Denon menjelaskan sejumlah maskapai penerbangan telah melakukan langkah antisipasi. Diantaranya dengan memilih opsi tutup operasi dan merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja karyawan, mulai dari pilot, awak kabin, teknisi dan karyawan pendukung lainnya.

Menurutnya untuk menyelamatkan industri penerbangan agar tetap eksis, baik saat ini maupun saat recovery nanti apabila pandemik Covid-19 sudah tuntas, INACA akan meminta sejumlah keringanan maupun insentif kepada pemerintah.

"Yang kami harapkan adalah penundaan pembayaran PPh, penangguhan bea masuk impor suku cadang, penangguhan biaya bandara dan navigasi yang dikelola BUMN, pemberlakuan diskon biaya bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan dan perpanjangan jangka waktu berlakunya pelatihan simulator maupun pemeriksaan kesehatan bagi awak pesawat," jelasnya.

Sangat Terpuruk

Meski menyadari wabah Covid-19 melumpuhkan hampir semua aktivitas perekonomian, namun menurutnya industri penerbangan jadi salah satu yang paling terpuruk. Bahkan jika tidak ada tanggapan positif dari pemerintah, dipastikan akan terjadi tindakan perumahan maupun PHK karyawan sebagai upaya penyelamatan.

"Dampaknya bukan hanya di industri penerbangan itu sendiri, tapi juga industri pendukungnya baik hilir maupun hulu seperti bengkel pesawat, ground handling dan agen perjalanan yang terlibat. Untuk ini INACA sangat mengharapkan respon positif dari pemerintah yang cepat untuk menghindari gelombang perumahan dan PHK yang tidak bisa dihindari," tukasnya.

(TRY/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi