Masyarakat Ujung Tombak Pemutus Penularan COVID-19

Masyarakat Ujung Tombak Pemutus Penularan COVID-19
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut Aris Yudhariansyah, Jumat (10/4). (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Masyarakat merupakan ujung tombak untuk memutus rantai penularan Coronavirus Disease 2019. Karena itu, kepatuhan masyarakat untuk mengikuti imbauan pemerintah berdiam diri di rumah, menjaga jarak, tidak berkerumun, rajin cuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah menjadi sangat penting.

“Oleh karena itu saya ingatkan sekali lagi jaga jarak, jangan berdekatan, hindari tempat berkumpul yang padat, cuci tangan pakai sabun, hindari menyentuh wajah dan manakala ada yang sakit patuhi etika saat batuk atau bersin, tapi memang lebih aman di rumah,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut Aris Yudhariansyah, Jumat (10/4).

Selain itu, Aris juga mengajak masyarakat agar memberikan semangat dan doa kepada para tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien COVID-19. Apalagi hingga tanggal 9 April, sudah ada 19 dokter dan 10 perawat yang gugur saat menjalankan tugasnya.

“Karena itu marilah kita berikan doa dan dukungan kepada para dokter dan para perawat kita, agar tetap sehat dan kuat dalam melaksanakan tugas. Mereka adalah pahlawan kita dan seharusnya kita sendiri bertekad memutus rantai penyebaran penyakit ini,” ujar Aris.

Mengendalikan Stres

Selain itu, untuk mengurangi kecemasan atau gangguan psikologis akibat pandemi COVID-19, Aris menyampaikan beberapa anjuran yang bisa diterapkan masyarakat. Diantaranya melakukan relaksasi berpikir positif dan berbicara pada orang yang dapat dipercaya. Kemudian susunlah rencana aktivitas dan kegiatan harian selama bekerja dari rumah.

Jika harus menjalankan karantina di rumah, sebaiknya mengikuti standar operasional prosedur serta menjaga pola hidup sehat seperti makan makanan dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup dan gerakan fisik yang disesuaikan.

“Hindari konsumsi tembakau, alkohol atau obat-obatan lain untuk mengatasi perasaan sedih, marah atau stress yang dirasakan,” terang Aris.

Selanjutnya Aris mengatakan jika merasa tidak sanggup mengatasi sendiri, dapat menghubungi tenaga sosial ataupun orang yang dapat dipercaya seperti tokoh agama maupun masyarakat. Jika diperlukan rujuk ke fasilitas kesehatan untuk mencari pertolongan masalah kesehatan psikologis.

“Selain itu, kurangi waktu menonton atau mendengarkan berita yang meresahkan mengenai COVID-19. Dapatkan fakta-fakta yang tepat tentang penyakit dan risiko yang diderita serta cara pencegahanya melalui sumber terpercaya sebagai sumber informasi seperti situs web WHO, Kemenkes atau Pemerintah Provinsi,” ujar Aris.

Serta sebaiknya anak-anak tidak terpisah dari keluarga. Kecuali untuk alasan pengobatan dan pencegahan penularan. Jika terpaksa dilakukan, harus ada alternatif yang aman dan meyakinkan.

“Kontak dengan keluarga harus tetap terjaga dan memastikan tetap berjalannya langkah pengasuhan dan perlindungan anak,” pungkas Aris.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi