Ketua Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Sumatera Utara, Patimah. (Analisadaily/Amirul Khair)
Analisadaily.com, Lubukpakam - Ketua Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Sumatera Utara, Patimah, mengingatkan seluruh orangtua untuk tidak melakukan pembiaran terhadap anak-anak mereka yang berada pada usia produktif sekolah selama libur akibat wabah Corona Virus Disease 2019.
“Anak harus diperhatikan. Jangan jadi korban pembiaran orangtuanya," kata Patimah menyikapi banyak anak yang justru bebas bermain di luar rumah selama masa kebijakan libur sekolah dampak merebaknya wabah COVID-19.
Semestinya selama diberlakukannya libur sekolah seiring masa darurat Corona, orangtua lebih fokus mengawasi anak-anaknya dan membatasi aktivitas di luar rumah agar tidak menjadi korban penyebaran dan penularan wabah yang sudah banyak menelan korban.
Masih banyak terang Patimah, orangtua yang membiarkan anak-anak mereka berkeliaran di luar rumah bahkan berkumpul dengan teman-temannya khususnya usia tingkat SMA sederajat dan SMP. Padahal sudah menjadi kebijakan pemerintah untuk tidak berkumpul atau berkerumun mengingat pola penularan wabah Corona melalui interaksi langsung jarak dekat.
“Ini situasi yang tidak sehat. Seharusnya orangtua lebih fokus melakukan pengawasan secara intens dan ekstra,” ungkapnya.
Kebijakan sejumlah lembaga pendidikan yang memberikan tugas belajar secara daring menjadi salah satu strategi untuk memecahkan fokus anak untuk bermain di luar rumah. Meski tugas tersebut tidak efektif, namun setidaknya memberikan respon kepada mereka untuk membangun komunikasi dengan orangtua.
“Kalau efektifnya saya kira kurang untuk membuat anak fokus di rumah. Namun setidaknya memecahkan fokus pikiran mereka untuk bermain ke luar rumah selama pandemi virus Corona ini,” jelasnya.
Ciptakan Kegembiraan
Patimah memahami, dalam situasi berdiam di rumah dan belajar di bawah pengawasan orangtua, anak pasti akan mengalami rasa jenuh. Karena itu, orangtua dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana kegembiraan belajar di rumah.
“Di sinilah orang tua harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan situasi gembira selama belajar di rumah. Karenanya, ciptakan konsep belajar sambil bermain agar anak selalu senang,” ujarnya.
Idealnya, anak tidak boleh dibebani tugas-tugas belajar dalam seharian. Konsep belajar sambil bermain dengan nilai-nilai edukatif harus dikemas dengan situasi kegembiraan. Tidak boleh orangtua menjadikan anak fokus dengan belajar dalam situasi ketegangan seperti, dimarahi bila anak terlihat malas mengerjakan tugas.
“Proses belajar anak-anak sekarang ini kan melalui daring. Ketika ada tugas dari gurunya, kemudian timbul kebosanan dan ia akhirnya bermain meninggalkan tugasnya, anak jangan dimarahi,” urai Patimah.
Patimah mengingatkan, kemungkinan masa belajar anak-anak di rumah akan diperpanjang dengan situasi siaga. Karena itu, orangtua harus lebih awas dalam memperhatikan anak-anaknya. Jangan sampai anak menjadi korban karena pembiaran orangtua yang merasa capek mengawasi mereka.
(AK/CSP)