Kebijakan Pencegahan COVID-19 Terkadang Harus Kejam

Kebijakan Pencegahan COVID-19 Terkadang Harus Kejam
Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Aceh, Dyah Erti Idawati (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Dalam upaya penanganan pencegahan Coronavirus Disease (COVID-19) di Aceh, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah setempat terkadang harus kejam untuk melindungi masyarakat agar tidak terkena virus tersebut.

Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Aceh, Dyah Erti Idawati, juga mengaku jika harus kejam. Berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah kadang menjadi suatu hal yang kontroversial di tengah masyarakat.

Misalnya, saat pemberlakuan jam malam di Aceh beberapa waktu lalu. Kebijakan itu dilakukan demi keselamatan warga, untuk mencegah penyebaran COVID-19 di provinsi berjuluk Serambi Mekkah ini.

"Maaf, jika kadang pemerintah harus kejam demi keselamatan masyarakat. Kalau ekonomi mati bisa dibangkitkan. Tapi kalau orang, bagaimana cara menghidupkannya?" tegas Dyah Erti saat menyerahkan bantuan sosial BKM Ikhlas Peduli Program Kotaku Banda Aceh bagi masyarakat rentan Terdampak Pandemi COVID-19, di Geuceu Menara, Senin (20/4).

Dikatakannya, pasca-pencabutan pemberlakuan jam malam di Aceh, Dyah Erti mengimbau masyarakat untuk menghindari keramaian dan selalu memakai masker kain ketika keluar rumah.

Masker bisa menjadi proteksi awal bagi masyarakat dari penyebaran virus Corona. Dengan mengenakan masker, orang akan terhindar dari usilnya tangan mengorek hidung, memegang mulut serta mata.

"Masker ini penangkal kita nggak usil megang mulut, hidung dan mata," ungkap Istri Plt. Gubernur Aceh ini.

Bantuan sembako bagi masyarakat rentan Terdampak Pandemi COVID-19 itu diberikan kepada sedikitnya 60 orang janda dan manula.

"Mudah-mudahan bisa sedikit mengurangkan beban di masa sulit seperti ini," harap Dyah.

Kepada Pemerintahan Gampong Geuceu Menara, Dyah mengingatkan untuk memanfaatkan potensi pemuda gampong.

Para pemuda, kata Dyah, punya tenaga ekstra, dimana mereka mampu menggerakkan potensi yang ada di gampong untuk kegiatan-kegiatan positif seperti kegiatan gotong royong.

"Jangan sampai energi mereka lari ke warung kopi. Kita harus mendorong mereka untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan," terang Dyah.

Keuchik Geuceu Menara, Aidil Azhari, berterima kasih atas bantuan yang diberikan bagi masyarakat kurang mampu di desanya. Ia mengatakan, bagi orang beriman COVID-19 menjadi pengingat bagi mereka untuk lebih dekat kepada Allah.

"Kalau mau berpikir positif ini adalah rahmat bagi kita. Dengan ini kita lebih dekat dengan Allah," kata Aidil.

(MHD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi