Kisah Tragis Bocah Pengidap Covid-19 di Uganda

Kisah Tragis Bocah Pengidap Covid-19 di Uganda
Jeanette Aromorach menunjukan foto almarhum putranya, Stewart Rubamga-Kwo (Al Jazeera)

Analisadaily.com, Gulu - Sambil duduk di depan rumahnya di Desa Nyepaya, Distrik Gulu, Uganda, Jeanette Aromorach menceritakan kisah pahit yang baru dialami putranya akibat virus corona (Covid-19).

Stewart Rubamga-Kwo (12) mengalami pembengkakan limpa sehingga membutuhkan transfusi darah secara reguler.

Hari Selasa (31/3) pagi anak itu mulai merasa tidak sehat meskipun masih sadar dan bisa mengobrol dengan kedua orangtuanya.

Didampingi ayah dan kerabat lainnya, Stewart berjalan sekitar 2 km dari rumahnya menuju klinik terdekat.

Sesampainya di klinik, seorang perawat menelepon pihak berwenang untuk membantu mengangkut bocah itu ke rumah sakit. Namun sang perawat diberitahu bahwa semua kendaraan sibuk.

Perawat kemudian memohon kepada pengemudi ojek yang disebut boda-boda agar membawa Stewert ke rumah sakit. Akan tetapi tidak satupun yang bersedia karena takut melanggar hukum.

Sebab sehari sebelumnya pemerintah Uganda memberlakukan larangan transportasi nasional untuk mengangkut pasien Covid-19 sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.

Desa Nyapeya berjarak sekitar 20 km dari rumah sakit rujukan Covid-19 Distrik Gulu. Jalan tanah yang bergelombang tidak memungkinkan untuk dilalui korban dengan berjalan kaki.

Kondisi Stewart kian memburuk. Dia mulai kejang dan mengompol. Ketika sebuah ambulans tiba delapan jam kemudian, ia langsung dikirim ke rumah sakit Gulu. Namun naas nyawanya tidak dapat tertolong ketika sampai di rumah sakit.

Sejauh ini penyebab kematiannya belum jelas karena dokter tidak melakukan post-mortem terhadap korban.

"Jika ada sarana transportasi, anak kami mungkin selamat," kata Aromorach, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (22/4).

Kuburan putranya digali hanya beberapa meter dari rumahnya yang dikelilingi padang rumput.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi