Kapolres Langkat, AKBP Edi Suranta Sinulingga bersama Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Pangkalan Susu, Gamal Sembiring, memberikan keterangan di Pangkalan Susu, Senin (4/5). (Analisadaily/Hery Putra Ginting)
Analisadaily.com, Pangkalan Susu – Kepala Kepolisian Resor Langkat, AKBP Edi Suranta Sinulingga membantah terkait adanya pemberitan yang beredar di masyarakat tentang kapal asing membawa tenaga kerja asing.
“Tidak ada kapal asing membawa tenaga kerja asing untuk bekerja di PLTU Pangkalan Susu. Jadi yang benar adalah adanya kapal asing berbendera Hongkong yang akan mengambil hasil panen ikan kerapu di Pulau Sembilan, seperti yang disampaikan kepala Syah Bandar,” kata AKBP Edi, Senin (4/5).
Ia lanjut menjelaskan, mereka telah minta ijin terlebih dahulu untuk mengambil hasil panen ikan tersebut sudah beberapa waktu yang lalu sekitar sebulan, namun karena adanya wabah COVID-19, pengambilan ikan ditunda dahulu.
Kemudian, mereka ajukan lagi hingga tiga kali dan juga ditunda, dan selanjutnya mereka ada ajukan lagi dan dari pihak Syahbandar memerintahkan agar mengukuti kesehatan, yaitu pengecekan karantina, imigrasi, bea cukai, semuanya sudah terpenuhi.
“Kami dari pihak Kepolisian membantu Syahbandar bersama rekan dari Koramil Pangkalan Susu dan Syahbandar telah turun ke warga untuk menjelaskan,” sambungnya.
Pada dasarnya, masih kata dia, warga tidak pernah keberatan, warga tidak pernah ada masalah, dan warga tidak menolak, karena sebagaimana yang telah disampaikan Kepala Syah Bandar, perusahaan itu sudah 10 tahun berada di sana dan para pekerjanya juga warga Pulau Sembilan.
“Jadi tidak benar mereka (kapal asing) membawa pekerja asing," tegasnya lagi.
“Kami meminta kepada seluruh elemen, khususnya masyarakat yang ada di Pulau Sembilan untuk bersikap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Begitu juga masyarakat Langkat dan kami berharap kepada rekan media bisa menyampaikan informasi yang utuh dan sebenarnya,” ujarnya.
Terkait ada video yang beredar, warga menghalau kapal itu adanya kesalahpahaman, seperti yang disampaikan Kepala Syahbandar kapal tersebut bergeser dari lego jangkar yang sudah ditentukan dan untuk nantinya bergeser setelah mendapat izin dari Syahbandar untuk ditempatkan jarak 500 meter.
“Jarak 500 meter ini jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan kesepakatan masyarakat yakni 300 meter. Perlu kami tegaskan karena Corona mereka juga minta agar dilaksanakan protokol kesehatan, dilakukan penyemprotan, ABK tidak boleh turun dari kapal dan warga tidak diijinkan naik ke kapal saat mengangkat hasil panen ikan," paparnya.
Dalam hal terjadi kesalahpahaman, warga mengira kapal akan bersandar dibibir pantai sehingga menghalau kapal karena khawatir penyebaran virus Corona.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Pangkalan Susu, Gamal Sembiring mengatakan, sebenarnya keberadaan kapal asing sudah sesuai prosedur.
“Sebenarnya sudah sesuai prosedur, mungkin karena ada miskomunikasi atau salah pemahaman saja, jadi kapal itu masuk ke sana bukan bersandar ke Pulau Sembilan tapi diarahkan kurang lebih 500 meter dari pantai Pulau Sembilan," ujar Gamal.
Tujuan kapal sebenarnya masyarakat sudah memahami karena sudah ada sosialisasi, untuk mengangkat kerambah ikan hasil nelayan yang ada di Pulau Sembilan sudah rutinitas dalam setahun 3 sampai 4 kali mereka mengambil hasil panen, dan kapalnya yang itu juga.
Dijelaskannya lagi, ABK ada 6 orang, semuanya memang kru, kapal berangkat dari Hongkong dan berlayar ke Penang. Dari sana berlayar ke Pangkalan Susu. ABK berasal dari Hongkong dan Vietnam, dan ikan yang diangkat jenis kerapu milik perusahaan yang diberdayakan seluruh bagian masyarakat Pulau Sembilan.
Selama ini aktifitas tersebut sudah berlangsung sekitar 10 tahun, dan berjalan normal saja, karena sudah menjadi rutinitas. Namun karena adanya pandemi ini, sudah sekitar tiga kali dirapatkan agar aktifitas penjeputan hasil panen ikan ditunda dahulu, dan hal tersebut disepakati (adanya kesepahaman).
“Bahkan tanggal 30 kemarin telah diterima info akan ada kapal dari luar akan masuk keperairan Pangkalan Susu, dan hal tersebut sudah disosialisasikan keseluruh aparat, kepihak TNI, Polri, Syahbandar dan Muspika Di Pangkalan Susu, dan dari hasil laporan tidak ada permasalahan,” tutur Gamal.
(HPG/CSP)