Salah satu destinasi yang ditampilkan dalam wisata kopi secara virtual di Jakarta, Sabtu (9/5) (Analisadaily/Sutrisno)
Analisadaily.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan komunitas Jakarta Good Guide menghadirkan ‘Ngabuburit Wisata Kopi’, secara virtual di Jakarta.
“Kedai-kedai kopi memiliki cerita yang bisa dieksplorasi, termasuk kedai kopi pertama di Jakarta yang sampai saat ini masih bertahan. Jadi kita bisa menambah ilmu sambil menikmati kopinya yang sudah pasti enak,” kata Cindy Tan, pemandu tur dari Jakarta Good Guide, Sabtu (9/5).
Berwisata kopi memungkinkan siapa pun belajar liku-liku tentang kopi mulai dari sejarahnya, perkembangannya dari masa ke masa, sampai saat ini, yang tidak hanya menjadi salah satu minuman favorit tapi juga gaya hidup masyarakat.
Dalam wisata virtual yang berlangsung selama dua jam itu, para peserta yang berjumlah lebih dari 200 orang diajak ke beberapa tempat kopi ikonik di Jakarta.
Mulai dari Toko Kopi Luwak Gondangdia, Toko Kopi Sedap Jaya Jatinegara, Toko Kopi Warung Tinggi, dan Warung Kopi Takkie. Selain itu juga Phoenam, Kwang Koan, Kong Djie dan Bakoel Koffie.
Kong Djie Coffee
CoFounder Jakarta Good Guide, Candha Adwitiyo mengatakan, di Jakarta banyak sekali kedai kopi dengan berbagai cerita dan sejarahnya. Hal-hal seperti ini lah yang menjadi kegiatan komunitas Jakarta Good Guide, yang selalu menelisik destinasi menarik di Jakarta.
“Komunitas Jakarta Good Guide ini tak jauh dari jalan-jalan, menelisik destinasi menarik. Salah satu yang rutin dilakukan adalah walking tour bersama sejumlah turis asing yang berwisata di wilayah Jakarta," kata Candha.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu mengatakan, ‘Ngabuburit Wisata Kopi’ tidak hanya menyajikan pengalaman dan wawasan baru mengenai kopi dan tempat-tempat kopi legendaris di Jakarta, tapi juga menunjukkan bagaimana pandemi Corona membawa masyarakat menuju kondisi ‘New Normal.
Kopi Wahid
Masyarakat ditunjukkan bagaimana teknologi dan media digital membawa masyarakat pada rutinitas dan cara hidup yang baru.
“Kita tidak bisa ke mana-mana, bukan berarti kita tidak bisa menjadikan pariwisata sebagai gaya hidup kita. Keterbatasan ini tidak bisa membuat kita diam. Kegiatan virtual seperti ini membuka peluang baru di era new normal. Mau tidak mau suka tidak suka, kita akan memanfaatkan teknologi. Meskipun tidak bisa menggantikan _experience_ ketika kita berkunjung langsung ke destinasi wisata,” ujar Agustini.
Agustini juga menjelaskan, wisata virtual bersama komunitas ini kali pertama diselenggarakan oleh Kemenparekraf. Diharapkan kedepan akan ada wisata virtual lainnya dengan tema yang berbeda.
“Tentunya akan ada wisata lainnya dengan tema yang berbeda. Kami berharap kegiatan kali ini bisa menginspirasi komunitas lain agar masih bisa bergerak di kondisi seperti ini,” tambahnya.
(TRY/CSP)