Raja Belanda Willem Alexander bersama Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti, saat berfoto di Bukit Singgolom dalam kunjungannya ke Danau Toba Maret lalu. (Analisadaily/Khairil Umri)
Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, mengajak anak muda generasi Z dan milenial untuk tetap optimistis menghadapi perubahan perilaku manusia (new normal), termasuk berwisata.
Wishnu mengaku, situasi pandemi memang tidak mudah bagi pariwisata untuk bertahan atau berkembang, apalagi seluruh dunia merasakannya, dan sektor pariwisata paling terdampak.
“Yang penting adalah kita harus optimis pada masa depan kita. Kita meyakini pasca pandemi pariwisata kita akan luar biasa,” kata Wishnu saat konferensi virtual I’M Milenial dan Genersi Z dengan tema “Tantangan, Harapan dan Masa Depan New Normal” Minggu (10/5).
Kata dia, untuk jadi pemenang jangan ada sifat pesimistis. Pemenang mencari kesempatan, bukan kekurangan. Buat generasi muda, cari kesempatan yang ada. Hal ini tidak bisa dipelajari, tapi harus dicari sendiri.
Sebetulnya, lanjut Wishnu menjelaskan, sebelum pandemi COVID-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyusun berbagai skenario strategis yang sifatnya sangat dasar dalam rencana kerja tahun 2020.
Seperti fasilitas wisata yang sesuai standard higienitas, kebersihan toilet, keselamatan, keamanan. Namun masa pandemi ini, ia berkoordinasi dengan K/L sekuat tenaga mencari cara untuk mempercepat langkah pemulihan sektor Parekraf. Karena negara lain juga akan berusaha keras untuk mendatangkan wisatawan.
“Untuk tahap awal kita akan coba mendorong wisatawan nusantara dulu, baru kita datangkan wisatawan mancanegara,” sambungnya.
Seperti diketahui, pandemi ini telah membuat perilaku manusia yang baru (new normal) yang berbeda dan berubah dari sebelumnya.
Perilaku yang jauh lebih peduli terhadap kesehatan dengan selalu menggunakan masker, rutin mencuci tangan, menjaga kekebalan tubuh, olahraga, makan makanan bergizi, hingga selalu menjaga jarak aman untuk menghindari rantai penularan Corona.
Perubahan itu juga kemungkinan besar akan terjadi pada wisatawan saat berkunjung ke destinasi.
“New normal ternyata inline dengan apa yang sudah dipersiapkan. Sangat dasar, ditambah dengan protokol kesehatan yang sedang kita persiapkan. Seperti kesehatan di bandara, restoran, hotel, tempat hiburan, bioskop, juga terus dipersiapkan,” paparnya.
“Karena kita juga ingin perekonomian harus tetap berjalan, harus tetap sustainable. Untuk itu antisipasi kebutuhan menghadapi new normal, yang harus dipersiapkan salah satunya adalah kebutuhan dasar,” ujarnya.
New normal berikutnya adalah era digital. Saat ini sangat terakselerasi dengan cepat. Dalam kondisi seperti ini semua orang dipaksa melakukan aktivitas secara digital. Yang artinya, ada potensi digitalisasi yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
“Di sektor Parekraf banyak potensi itu. Dan kita akan membuka ruang-ruang diskusi untuk itu. Yang penting di era digital adalah bagaimana bangsa Indonesia menguasai ekosistem digital, itu yang bisa membuat kita menang,” tuturnya.
Virtual Meeting yang dihadiri lebih dari 100 peserta tersebut dipandu Stella Nau dan menghadirkan Anggota DPR RI Komisi VII, Maman Abdurrahman dan Chief Executive I’M Gen Z, Budi Setiawan.
Dalam kesempatan yang sama, Maman juga mengakui, dalam menghadapi pandemi COVID-19 tidaklah mudah. Ia menjelaskan negara maju seperti Amerika saja kewalahan. Untuk itu langkah yang diambil pemerintah harus diapresiasi.
Banyak sektor yang terdampak. Tapi memang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang paling terimbas.
"Kita semua harus memikirkannya. Semua harus bisa mendukung Kemenparekraf, minimal dengan menyampaikan hal-hal positif. Tidak hanya itu, anak-anak muda juga harus mampu menciptakan platform media sosial lokal Indonesia untuk bersaing dengan dunia. Karena, sudah saatnya Indonesia mendorong industri digital dalam negeri untuk mampu bersaing,” kata Maman.
(TRY/CSP)