Alumni Fakultas Dakwah IAIN (UIN) Sumatera Utara, Ance Selian. (Analisadaily/Kali A Harahap)
Analisadaily.com, Percut - Ketua Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Sumut, Drs Ance, menilai suksesi pemilihan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara menjadi penting. Karena, akan menentukan masadepan anak bangsa yang akan berproses.
Kata dia, jabatan ini sangat mengundang para kandidat yang ingin mengabdi dan beberapa kriteria bakal calon Rektor sangat terbuka luas.
"Sebelum siapa yang pantas di pilih Mentri, saya lebih mengajak kita lebih awal melihat keberhasilan dan kegagalan lima tahun priode yang lalu,” ujar Ance, yang juga Alumni Fakultas Dakwah IAIN (UIN) Sumatera Utara.
“Secara spesifik saya masih melihat benyak yang mesti di persiapkan matang dalam pengelolaan UINSU yang belum berapa lama berobah dari Insitut ke Universitas, di samping tenaga yang ada masih di dominasi oleh transisi dari IAIN,” sambungnya.
Seiring dengan perkembangan yang sangat dinamis, iptek yg berbasiskan digital menjadi tantangan berat buat SDM yang tersedia.
Buat perguruan tinggi 5 Tahun waktu yang cukup buat menunjukkan kinerja dengan mencetak sarjana yg trampil.
Menurut pengamatan dia, tidak terlalu kelihatan keunggulan yang di perlihatkan lulusan UINSU, jika di bandingkan dengan IAIN pada masa lalu. Ia mencontohkan, di masa Rektor Najri Adlani, lulusan IAIN jadi perwira, seperti,TNI AD Asren Nasution (sekarang Plt bupati papak barat).
Ada lagi, Alumni FD, Kolonel Aswin Daulay, Alumni FU, Letkol Wagirin, Alumni FD, Waka Polres, Mompang Harahap.
Dibidang politisi handal juga banyak, Akhmad Gojali Harahap, Fadli Nurjal, Ajasahril, Marwan Dasopang, Parulian Siregar dan Ahmadan Harahap.
Ada juga Ketua pengadilan Tinggi, Ahmad Sobardi, Syarifudin Ritonga, Baginda Harahap dan masih banyak lagi.
Birokrasi di kementrian dalam Negeri, banyak yang jadi Kadis di BkKBN, padahal jurusan itu scara spesifik tidak ada, tapi alumninya bisa berkembang.
“Sekarang justru makin dikembangkan jurusan makin kecil pula perkembangannya. Misalnya belakangan kita tidak melihat junior kita yang tertarik dengan dunia politik, bahkan lebih banyak yang anti politik,” sambungnya.
Padahal jurusan politik sudah dibuka dengan anggaran yang memadai. Artinya perlu leader yang handal untuk menakhodai perahu besar ini. Tidak cukup dengan dukungan primordial saja, tapi harus siap merespon seluruh kebutuhan bangsa yang serba cepat.
Di sisi lain, tambah Ketua PKB Sumut ini, pengelolaan anggaran juga harus mendapat penilaian WTP dan terpublikasi. Setiap tahunnya supaya tidak menguras energi untuk persoalan yang tidak menguntungkan buat proses pendidikan.
Dulunya tidak ada jurusan politik, tapi bisa lahir politisi bermodalkan ilmunya lewat pengembangan disiplin ilmu komunikasi.
“Ini harapan besar kita semua agar lima tahun kedepan muncul kader-kader bangsa yang sesuai dengan cita-cita pemerintah Republik Indonesia menjadikan UINSU sebagai Universitas yang handal sesuai harapan bangsa,” tambahnya.
(KAH/CSP)