Jelang Idul Fitri, Ketersediaan Bahan Pokok di Sumut Dipastikan Cukup

Jelang Idul Fitri, Ketersediaan Bahan Pokok di Sumut Dipastikan Cukup
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Zonny Waldi (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Ketersediaan bahan pokok di Sumatera Utara (Sumut) dipastikan cukup menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, bahkan beberapa komoditas surplus.

Meski ada kenaikan, harga sejumlah bahan pokok relatif terkendali. Karena itu masyarakat diminta tidak khawatir dan taidak melakukan pembelian secara besar-besaran. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Zonny Waldi.

Untuk beras, kata Zonny, saat ini tersedia 609.384 ton dengan kebutuhan per bulan rata-rata 159.809 ton, daging sapi tersedia 1.350 ton dengan kebutuhan rata-rata per bulan 1.128 ton. Namun, daging sapi mengalami kenaikan dari harga rata-rata Rp 110.000 menjadi Rp 111.000.

Begitu juga dengan ayam ras, saat ini tersedia 12.164 ton dengan kebutuhan rata-rata 6.982 ton per bulan.

"Beras surplus dan cukup untuk tiga hingga empat bulan ke depan, begitu juga dengan daging sapi serta ayam ras. Untuk daging sapi ada kenaikan Rp 1.000 dari harga rata-ratanya di banding sebelum Ramadan," sebutnya.

Khusus untuk gula dan bawang merah, Pemprov Sumut memberikan perhatian khusus. Karena kedua komoditas ini mengalami lonjakan harga yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Tercatat kenaikan harga gula dari Rp 12.500 per kg menjadi Rp 19.000 per kg.

Untuk itu, dengan penugasan PT Medan Sugar Indonesia akan mengelola gula rafinasi menjadi gula konsumsi 15.000 ton per bulan untuk membantu kebutuhan gula di Aceh, Sumut dan Bangka Belitung. Kemudian ditambah lagi produksi gula dari PTPN II yang mampu memproduksi 5.000 ton per bulan.

"Kita juga melakukan operasi pasar sehingga terjadi penurunan harga gula yang cukup signifikan. Bila harga sebelumnya Rp 19.000 sekarang rata-rata Rp 17.500, bahkan di Medan rata-rata Rp 14.500 per kg. Kita akan terus berupaya menurunkan harga gula hingga mencapai Rp 12.500 per kg," terangnya.

Sedangkan bawang merah lebih drastis kenaikan harganya, dari Rp 30.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg. Hal itu terjadi karena terbatasnya stok di pasaran. Sumut hanya mampu memenuhi 40 persen kebutuhan warganya, dan saat ini distribusi barang antar provinsi di Indonesia mengalami kendala.

Pemprov Sumut memutuskan akan membeli bawang merah dari Brebes Jawa Tengah, agar kebutuhan terpenuhi dan harga bisa ditekan ke level Rp 40.000 per kg.

"Ini terjadi di seluruh Indonesia, kecuali Jawa Tengah. Kita akan membeli bawang merah dari Brebes untuk memenuhi kebutuhan bawang merah kita di sini," sebut Zonny.

Jelang Idul Fitri tidak semua bahan pokok mengalami kenaikan harga, salah satunya yang mengalami penurunan harga signifikan adalah cabai merah. Pada April harga rata-rata cabai merah Rp 24.900, sedangkan saat ini menjadi Rp 19.600.

Hal tersebut dikarenakan stok cabai yang melimpah di Sumut, yakni mencapai 55.613 ton dengan kebutuhan 4.371 ton per bulan. Untuk mendongkrak harga cabai petani, Pemprov Sumut memutuskan akan menawarkan cabai ke provinsi lainnya.

"Cabai harganya turun sekitar 21 persen. Ini karena stoknya banyak, cukup 12 bulan ke depan. Karena itu, setelah telekonferensi dengan Kementerian Perdagangan kami akan menawarkan cabai kita ke provinsi lain," jelas Zonny.

Bahan pokok lainnya seperti telur, garam, minyak goreng, jagung, tepung terigu, bawang putih dipastikan tetap stabil. "Bahan pokok lainnya stabil baik harga dan juga ketersediannya," tandas Zonny.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi