Seorang anak laki-laki mengenakan masker di kota Manaus di Brasil pada 26 Mei 2020. (Channel News Asia/AFP/Michael Dantas)
Analisadaily.com, Brasil – Pemerintah Brasil melaporkan pada hari Selasa, 27 Mei 2020, jumlah kematian Covid-19 harian tertinggi di dunia dengan 1.039 orang, hari kelima berturut-turut negara ini menduduki daftar teratas.
Negara terbesar di Amerika Latin, yang telah muncul sebagai episentrum baru dalam pandemi Coronavirus, telah menyaksikan lonjakan korban jiwa hariannya melebihi Amerika Serikat, negara yang paling terpukul sejauh ini.
AS mencatat korban tewas 657 dalam 24 jam terakhir, kata pelacak Universitas Johns Hopkins. Itu adalah hari ketiga berturut-turut terjadi di bawah 700, menjadikan korban total negara itu menjadi 98.875 kematian.
Sementara itu, angka kematian harian Brasil telah melewati 1.000 sebanyak empat kali sejak pandemi melaju di negara itu seminggu yang lalu.
Menurut angka kementerian kesehatan, Brasil sekarang telah mengkonfirmasi total 24.512 kematian. Para ahli mengatakan pengujian yang dilakukan berarti angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
Dengan populasi 210 juta orang, Brasil telah mencatat 391.222 infeksi, kedua setelah AS, yang telah mengkonfirmasi lebih dari 1.68 juta
Dilansir dari
Channel News Asia, Rabu (27/5), Brasil terpecah bagaimana menanggapi pandemi ini.
Pasalnya, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, telah mengecilkan virus dan mencela langkah-langkah tinggal di rumah, dengan alasan risiko kejatuhan ekonomi menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada virus itu sendiri.
Tetapi sebagian besar pemerintah negara bagian telah berpegang pada pedoman Organisasi Kesehatan Dunia dan menutup bisnis yang tidak penting.
Sementara itu, Bolsonaro menggantungkan harapannya pada obat hidroksi klorokuin, yang seperti Presiden AS Donald Trump, ia telah gembar-gemborkan sebagai obat yang berpotensi ampuh melawan Covid-19.
Kementerian kesehatan Brasil merekomendasikan dokter dalam sistem kesehatan masyarakat meresepkan hidroksi klorokuin atau obat terkait, klorokuin, mulai timbulnya gejala Covid-19.
Dikatakan pada hari Senin, mereka mendukung pedoman itu, meskipun WHO mengakhiri uji klinis hydroxychloroquine atas kekhawatiran tentang keamanan dan efektivitasnya terhadap virus corona.
(CSP)