Cara Baru TK Permata Hati Mengajar Murid

Cara Baru TK Permata Hati Mengajar Murid
Seorang guru mengenakan pelindung wajah dan masker saat berbicara dengan muridnya melalui penghalang plastik ketika dia mengunjungi muridnya di rumah mereka untuk mengevaluasi sesi kelas online mereka di tengah wabah Coronavirus di Semarang, 22 Juli 2020. (Reuters/Stringer)

Analisadaily.com, Semarang - Ketika sekolah-sekolah berjuang untuk membuat murid tetap sekolah selama pandemi, sebuah taman kanak-kanak di Semarang membuat murid-murid kembali belajar menggunakan bilik transparan darurat.

Tidak itu saja, sekolah juga mengirim para guru untuk berkunjung ke rumah siswa dengan tetap menerapkan jarak sosial.

TK Permata Hati, sebuah taman kanak-kanak swasta dengan 135 murid di kota Semarang di Jawa Tengah, memungkinkan enam murid per hari untuk menghabiskan waktu di kelas, memberikan anak-anak kesempatan untuk bersekolah sekali setiap dua minggu.

Dilansir dari Reuters, Senin (27/7), menurut data pemerintah, Jawa Tengah telah mencatat jumlah infeksi tertinggi keempat di Indonesia dan setidaknya 287 orang telah meninggal dunia.

Ditemani oleh orang tua, anak-anak duduk di dalam kotak pelindung yang dibuat menggunakan lembaran plastik yang didesinfeksi setelah setiap sesi kelas untuk mendapatkan panduan untuk mengarahkan pembelajaran mereka.

“Kotak transparan adalah salah satu komitmen kami untuk memprioritaskan protokol kesehatan,” kata kepala sekolah Hindarwati.

Setiap orang yang menghadiri sekolah diwajibkan mengenakan masker, pelindung wajah, sarung tangan dan pemeriksaan suhu.

Orang tua yang tidak nyaman dengan risiko mengirim anak-anak mereka ke sekolah dapat memilih belajar di rumah dengan sesi online melalui aplikasi konferensi video seperti Zoom.

“Aku tidak bosan sama sekali, karena aku bisa melakukan panggilan Zoom dengan semua temanku, aku juga bisa bertemu guruku. Saya menyukainya,” kata Jihan Notharisa yang berusia lima tahun.

Sesi belajar termasuk menari, musik dan membaca Alquran dan taman kanak-kanak juga mengirim guru untuk mengunjungi siswa di rumah mereka, dengan layar pelindung portabel untuk jarak sosial.

“Sebagai orang tua, kami sangat mendukung kegiatan ini, sehingga anak-anak kami dapat bertemu langsung dengan guru mereka walaupun waktunya terbatas,” kata Nita Dwi Nurhayati, seorang ibu dari murid.

Sebagian besar sekolah di Indonesia belum melanjutkan kelas fisik penuh-waktu kecuali di lokasi “zona hijau” dengan kasus coronavirus yang lebih sedikit.

Secara keseluruhan, Indonesia telah melaporkan 98.778 Covid-19 kasus dan 4.781 kematian, korban tertinggi di Asia Timur.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi