Seorang pria melihat produk makanan beku di supermarket di Beijing, China, 13 Agustus 2020. (Reuters/Thomas Peter)
Analisadaily.com, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia menyampaikan, mereka tidak melihat bukti, bahwa virus Corona disebarkan melalui makanan atau kemasan. Karena itu lembaga ini mendesak masyarakat untuk tidak takut virus memasuki rantai makanan.
Dua kota di China mengatakan, mereka telah menemukan jejak Corona pada sayap ayam beku impor dari Brasil dan pada kemasan luar udang Ekuador yang beku. Itu akhirnya meningkatkan kekhawatiran pengiriman makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan wabah baru.
“Orang tidak boleh takut akan makanan, atau pengemasan makanan atau pemrosesan atau pengiriman makanan,” kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan dilansir dari
Reuters, Jumat (14/8).
“Tidak ada bukti, bahwa makanan atau rantai makanan ikut serta dalam penularan virus ini. Dan orang harus merasa nyaman dan aman,” sambungnya.
Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan, China telah menguji ratusan ribu paket dan menemukan sangat, sangat sedikit, kurang dari 10 yang terbukti positif terkena virus.
Kementerian Pertanian Brasil menyatakan, mereka sedang mencari klarifikasi atas temuan China tersebut.
Menteri produksi Ekuador, Ivan Ontaneda mengatakan, negara tersebut menerapkan protokol yang ketat dan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas apa yang terjadi pada barang setelah mereka meninggalkan negara itu.
Lebih dari 20.69 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus Corona baru secara global dan hampir 750.000 telah meninggal dunia.
Sehingga, WHO mendesak negara-negara yang sekarang melakukan kesepakatan bilateral untuk vaksin agar tidak meninggalkan upaya multilateral, karena kantong vaksinasi masih akan membuat dunia rentan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, Rusia telah menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.
Sebuah langkah yang disamakan Moskow dengan keberhasilannya dalam perlombaan ruang angkasa era Perang Dingin.
Keputusan Moskow untuk memberikan persetujuan sebelum itu telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa ahli. Hanya sekitar 10 persen uji klinis yang berhasil dan beberapa ilmuwan khawatir Moskow mungkin menempatkan prestise nasional di atas keselamatan.
WHO tidak memiliki cukup informasi untuk membuat penilaian tentang perluasan penggunaan vaksin Rusia,” kata penasihat senior WHO, Bruce Aylward.
“Sebagian besar penduduk dunia rentan terhadap penyakit ini. Hal kedua yang kami lihat adalah ketatnya penerapan langkah pengendalian yang menurun. Orang-orang semakin dekat, topeng tidak digunakan sebagaimana mestinya, dll,” ujar Aylward.
"Jadi, setiap leveling penyakit yang kami lihat hanya membuat Anda merasa aman, karena memiliki banyak ruang untuk tetap menimbulkan masalah," tambah Aylward.
(CSP)