15 Tahun Damai, Aceh Masih Hadapi Masalah Internal dan Eksternal

15 Tahun Damai, Aceh Masih Hadapi Masalah Internal dan Eksternal
Foto bersama Plt. Gubernur Aceh, Wali Nanggroe, dan Forkopimda Aceh usai peringatan 15 tahun damai Aceh (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyatakan dalam perjalanan 15 tahun damai Aceh, banyak permasalahan yang harus dihadapi, baik internal maupun eksternal.

Sebagai masyarakat yang kaya dengan kearifan lokal, tentu permasalahan-permasalahan yang bersifat internal mesti diselesaikan secara bijaksana.

Sementara secara eksternal, permasalahan-permasalahan seperti butir-butir dalam MoU Helsinki dan Undang-umUndang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemeritahan Aceh (UUPA) yang belum seluruhnya dapat diimplementasikan, mesti disuarakan bersama-sama secara bijak, terpola, penuh diplomasi dan negosiasi.

Namun demikian, saat ini perdamaian menjadi kunci penting menyukseskan pembangunan di Aceh.

Hal itu disampaikan Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat menghadiri peringatan 15 tahun perdamaian Aceh atau lebih dikenal sebagai MoU Helsinki di Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe, kawasan Lampeuneureut, Aceh Besar, Sabtu (15/8).

"Saya yakin, sebagai masyarakat Aceh kita telah banyak mengambil pelajaran dan pengalaman dalam perjalanan sejarah Aceh. Karenanya, sangatlah patut jika masa lalu itu menjadi cermin untuk membangun Aceh yang lebih baik," kata Nova.

Nova menyebut tidak ada cara yang lebih baik dalam merawat damai melainkan dengan menumbuhkan rasa cinta, kepedulian, persatuan dan kebersamaan.

Sejak perjanjian perdamaian ditandatangani 15 tahun lalu, jelas dia, pada prinsipnya masyarakat Aceh harus terus berjuang bahu membahu merawat damai dengan cara mencegah perseteruan dan perselisihan.

Menurutnya perdamaian Aceh adalah nikmat Allah terbesar yang wajib disyukuri. Momentum damai Aceh yang diawali dengan penandatanganan perjanjian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia di Helsinki, Finlandia 15 tahun silam merupakan perjuangan yang sangat melelahkan.

Bahkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah masyarakat Aceh dan sekaligus menjadi fondasi dalam rangka menggapai kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

Karenanya, Nova berterima kasih kepada seluruh tokoh perdamaian Aceh, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) dan seluruh jajaran, para ulama serta unsur-unsur terkait lannya atas dedikasi dan pengorbanan selama ini dalam mengawal secara intensif keberlangsungan jalannya perdamaian Aceh selama 15 tahun.

"Atas nama pribadi dan Pemerintah Aceh kami menyampaikan apresiasi, semoga Allah membalas semua jasa baik ini,” pungkasnya.

Peringatan 15 tahun damai Aceh yang berlangsung di tengah Covid-19 dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan.

Dimana para tamu undangan datang memakai masker dan face shield. Kegiatan tersebut dihadiri seluruh pimpinan Forkopimda Aceh, Kepala KPA Muzakir Manaf, seluruh pimpinan SKPA dan ratusan masyarakat Aceh.

(MHD/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi