Ketua PWI Sumut foto bersama pejabat Kodam I/Bukit Barisan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kodam I/Bukit Barisan melalui Penerangan Kodam (Pendam) I/BB menggelar pelatihan public speaking yang diikuti insan penerangan dari satuan jajaran di Media Center Makodam I/BB, Jalan Gatot Subroto Medan, Rabu (26/8).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan SDM penerangan dalam kepentingan pemberitaan publik.
Kapendam I/BB, Kolonel Inf. Zeni Djunaidhi, saat pembukaan menyampaikan, pelatihan digelar tiga hari, 26-28 Agustus 2020 dan diikuti puluhan pejabat penerangan dari berbagai satuan jajaran di wilayah tugas Kodam I/BB.
Menurutnya peserta dinilai dalam menyiapkan diri untuk menyelesaikan pelatihan dengan tanggung jawab, diminta agar memanfaatkan forum ini dengan maksimal sehingga mendapatkan ilmu terbaik yang bisa diterapkan di satuan masing-masing.
"Tujuan pelatihan meningkatkan SDM penerangan, punya percaya diri dalam berkomunikasi dan berbicara di depan umum. Fokusnya berbicara di depan kamera atau saat konferensi pers memberikan keterangan," kata Zeni.
"Terkait itu, insan penerangan harus menguasai public speaking ada tiga kunci utama, yaitu kemampuan komunikasi verbal, voice atau suara seperti artikulasi, nada suara, volume atau kekuatan suara, lalu visual atau tampilan, estetika, etika dan gaya," jelasnya.
Ia menilai, pelatihan berbicara di depan umum ini merupakan pendukung tugas pokok penerangan. Tiga kunci penting yaitu komunikasi verbal, voice dan visual aspek penting menyampaikan informasi melalui media.
"Kembangkan kemampuan nalar yang logis dan sistematis, sehingga dalam bertugas dalam berbicara efektif dan mudah dipahami pemirsa. Waktu pelatihan yang terbatas jadikan motivasi belajar maksimal. Percaya diri, cerdas, cermat dan andal dalam tugas penerangan," ujarnya.
Panglima Kodam I/BB, Mayjen TNI Irwansyah, mengapresiasi program yang digagas Pendam I/BB tersebut
Menurutnya sekarang adalah era informasi, maka peran penerangan begitu signifikan di satuan terutama dalam pemberitaan publik. Terkhusus menyikapi informasi atau peristiwa yang memerlukan konfirmasi, pendalaman dan crosscheck. Dalam pendidikan militer, public speaking dikenal istilah IKIT yaitu intonasi, kecepatan, irama dan tempo.
"Maka public speaking menjadi penting," ucapnya.
Narasumber Bastian Walter Siahaan dari Kompas TV menyampaikan materi teknik pengambilan video termasuk video wawancara, gambar pendukung dan video bercerita. Hindari pengambilan video yang goyang atau bergetar, gunakan perangkat pendukung untuk hasil maksimal.
Sejarah Pers
Sementara Ketua PWI Sumut, Hermansjah, sebagai narasumber pelatihan memaparkan materi media dan wartawan profesional. Dalam materinya, ia menjelaskan sejarah pers.
Dijelaskannya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) didirikan enam bulan setelah Proklamasi Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Tujuannya tak lain agar para tokoh dan anggota PWI yang saat itu juga pejuang seperti Tan Malaka agar mengawal kemerdekaan Indonesia yang baru seumur jagung.
"Sekaligus menyebarkan pekik kemerdekaan ke seantero jagad raya. Para pejuang pers itu diantaranya juga para tokoh pendiri dan wartawan di masa kemerdekaan," sebut Hermansjah.
Selain mengenai sejarah pers, Hermansjah juga menjelaskan soal landasan hukum pers termasuk kode etik jurnalistik kepada peserta.
Menurutnya pewarta yang baik menghasilkan berita akurat, berimbang dan tidak beritikad buruk. Tidak mencampur fakta dan opini yang menghakimi, memakai azas praduga tak bersalah, tidak memuat berita bohong, sadis, fitnah dan cabul.
"Tidak menulis berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas perbedaan SARA, status sosial dan lainnya," pungkasnya.
(HERS/EAL)