Kampung Kadin di Dolok Masihul Kelola Sampah Organik

Kampung Kadin di Dolok Masihul Kelola Sampah Organik
Proses pembuatan briket arang sehat (Analisadaily/Efendi Lubis)

Analisadaily.com, Dolok Masihul - Program Kampung Kadin Sumatera Utara diselenggarakan SSPL Perkebunan PT Socfin Bangun Bandar kerjasama dengan Grupman II, Erikson Ginting, mendapat sambutan positif dari masyarakat di Lapangan Tenis Perkebunanan PT Socfin Bangun Bandar, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai.

Pilot project Kampung Kadin Sumut ke-39 melaksanakan pelatihan dan praktik pembuatan briket arang sehat dan eco enzyme yang diikuti kelompok petani, para pegiat dan pecinta lingkungan, serta warga Kebun Bangun Bandar.

Kepala Socfindo Seed Production & Laboratories (SSPL), Indra Syahputra mengatakan, pelatihan dan praktik pembuatan briket arang sehat dan eco enzym berbahan dasar limbah organik merupakan usul dan hasil kerja para ibu-ibu KISS (Kumpulan Ibu-ibu Staf Socfindo) yang dipimpin Luluk Williams.

"Ini merupakan tindak lanjut dari program kerja ibu-ibu KISS, dengan melibatkan Kadin Sumut," kata Indra, Junat (11/9).

Sementara itu Luluk Williams mengatakan, pengelolaan limbah sampah merupakan tanggung jawab moral semua pihak.

"Diharapkan agar para peserta diklat dan praktik pembuatan arang sehat dan eco enzyme dapat mengikuti dengan baik sehingga nantinya dapat mentransferkan ilmunya kepada kelompok warga masyarakat di Kecamatan Dolok Masihul," ujar Luluk.

Pelatihan dan praktik pembuatan briket arang sehat dan eco enzyme berbahan dasar limbah organik menghadirkan narasumber Batara Surya Yusuf dari Yayasan Budaya Hijau Indonesia serta Rena Arifah.

Dalam kesempatan ini Batara Surya Yusuf mengemukakan pengertian eco enzyme sebagai larutan zat organik kompleks yang didapat dari hasil permentasi limbah buah dan sayur molases dan air dalam wadah plastik.

Menurutnya larutan ini berwarna cokelat gelap dan memiliki aroma asam yang segar seperti aroma tape, chiu, arak, wine dan yogurt.

"Eco enzyme memiliki segudang manfaat atau multiguna pertanian. Sebagai pupuk tanaman kegunaannya menyuburkan tanah dan tanaman juga peternakan," sebutnya.

Rena Arifah dalam materinya menyajikan tentang masalah menjadi peluang usaha.

Menurutnya sampah merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Jumlah dan jenis sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari sehingga tidak heran jika keberadaannya selama ini dikenal sebagai sumber permasalahan.

"Sampah B3 bahan beracun dan berbahaya adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dapat merusak lingkungan hidup atau kesehatan manusia. Potensi sampah yang berasal dari rumah tangga umumnya terdiri dari 75% sampah organik," ungkapnya.

Sedangkan briket merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari limbah organik, baik dari industri maupun rumah tangga.

Ini merupakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak yang paling murah dan mungkin untuk dikembangkan secara massal dalam waktu relatif singkat, mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan cukup sederhana.

Pembuatan briket arang dengan beberapa tahap pelaksanaan. Sampah yang digunakan merupakan sampah organik yang terlebih dahulu dikeringkan di bawah matahari dan dicacah untuk mendapatkan ukuran sama besar.

Bahan baku sampah organik dan tempurung kelapa masing-masing dijadikan arang dengan menggunakan drum pembakaran. Tepung tapioka sebanyak 100 gram dilarutkan dengan 1 liter air, lalu dipanaskan sambil diaduk-aduk sampai mendidih sehingga berbentuk lem.

(FEL/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi