Israel Semakin Keras Kepala

Emir Qatar Memprotes Sikap Komunitas Internasional

Emir Qatar Memprotes Sikap Komunitas Internasional
Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (Qatar News Agency)

Analisadaily.com, New York - Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, mempertanyakan sikap komunitas internasional yang tidak dapat mengambil tindakan tegas atas sikap keras kepala Israel di atas tanah Palestina.

Dalam pidatonya pada sesi ke-75 Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sheikh Tamim mempertanyakan peran organisasi internasional yang gagal menegakkan resolusi terhadap berlanjutnya pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Dia pun menyebut Israel telah melakukan pelanggaran mencolok terhadap resolusi internasional dan solusi dua negara yang disepakati oleh komunitas internasional.

"Komunitas internasional bersiaga, tidak dapat mengambil tindakan efektif apapun untuk menghadapi sikap keras kepala Israel, pendudukan terus-menerus atas tanah Palestina dan Arab, pemberlakuan pengepungan yang mencekik di Jalur Gaza, (dan) kebijakan permukiman yang meluas," kata Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (23/9).

"Perdamaian hanya dapat dicapai jika Israel berkomitmen penuh pada kerangka acuan dan resolusi internasional yang diterima oleh negara-negara Arab dan yang menjadi dasar dari Inisiatif Perdamaian Arab," sebutnya.

Inisiatif Perdamaian Arab adalah rencana yang diajukan oleh Arab Saudi pada tahun 2002 yang menyerukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan agar diakhiri pendudukan wilayah Palestina, pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota, sekaligus solusi yang adil bagi pengungsi Palestina.

Sheikh Tamim menyerukan kepada komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB agar memikul tanggung jawab hukumnya dan memaksa Israel untuk mencabut pengepungan di Jalur Gaza.

"Mengembalikan proses perdamaian ke jalurnya melalui negosiasi yang kredibel berdasarkan resolusi internasional dan bukan pada memaksa," ujarnya.

Sementara di sisi lain, pada 15 September lalu Uni Emirat Arab dan Bahrain telah menandatangani perjanjian untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Upacara perjanjian itu dipandu oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Gedung Putih.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi