Akhyar mengaku sangat dekat dengan almarhum, karena sama-sama aktif dalam gerakan pemuda dan mahasiswa di tahun 90-an.

Semula Akhyar berencana turut mengantarkan jenazah almarhum ke pusara terakhirnya. Namun karena ia sudah dijadwalkan harus menjalani pemeriksaan kesehatan rutin di rumah sakit, terpaksa rencana itu diurungkan.

“Saya hanya bisa mengirim karangan bunga dan menyampaikan ucapan duka kepada keluarga almarhum. Kondisi saya sendiri belum sepenuhnya pulih 100 persen, harus tetap menjalani check up sesekali,” kata Akhyar kepada wartawan di rumahnya, Selasa (29/9).

Akhyar dijadwalkan menjalani cek kesehatan di Rumah Sakit Royal Prima Medan. Sebagaimana informasi yang beredar, awal Agustus 2020 Akhyar pernah terserang virus corona sekembali menjalani tugas di Jakarta.

Saat menjalani isolasi mandiri, Akhyar mengaku kerap mendapat telepon ucapan simpati dari rekan-rekannya, termasuk dari Parulian.

“Kami berdua bersahabat sangat dekat. Bahkan saya kerap diundangnya untuk menghadiri acara GAMKI,” ucap Akhyar.

Akhyar mendengar kabar tentang Parulian terinfeksi Covid-19 dari temannnya seorang pendeta saat berkunjung ke rumahnya di Jalan Intertip, 26 September 2020. Pada Senin, 28 September 2020, Akhyar mendapat kabar Parulian sudah meninggal dunia.

“Saya sangat sedih atas kepergiannya. Semakin sedih lagi karena tidak bisa mengantarkannya ke peristirahatan terakhir, karena saat bersamaan saya harus menjalani cek kesehatan rutin,” tambah tandas Akhyar.

(JW/RZD)