Selidiki Hilangnya Hewan Langka, Seorang Pejabat Ditembak Mati

Selidiki Hilangnya Hewan Langka, Seorang Pejabat Ditembak Mati
Ilustrasi (Getty Images)

Analisadaily.com, Songkhla - Seorang pejabat kebun binatang di Thailand tewas ditembak saat sedang menyelidiki hilangnya hewan langka.

Kapten kepolisian setempat, Komalpan Srithep mengatakan, Suriya Saengpong yang merupakan Direktur Jenderal Organisasi Taman Zoologi Thailand, ditembak beberapa kali pada hari Sabtu (3/10) di Kebun Binatang Songkhla.

Srithep mengatakan, tersangka yang juga seorang pejabat senior di kebun binatang tersebut, sempat melarikan diri dari lokasi kejadian sebelum akhirnya bunuh diri di rumahnya.

Motif pembunuhan ini belum diketahui secara pasti. Namun Srithep mengungkapkan bahwa tersangka adalah salah satu dari empat pejabat di Kebun Binatang Songkhla yang sedang diselidiki.

Menurutnya tersangka bernama Phuvadol Suwanna, dokter hewan yang selama ini tinggal di kebun binatang tersebut. Dia mengalami stres karena dimutasi saat penyelidikan sedang berlangsung.

"Pria bersenjata itu adalah teman lama (korban), mereka berdua berasal dari provinsi selatan," kata Jatuporn Buruspat, Sekretaris Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand, dilansir Al Jazeera, Minggu (4/10).

Sebelumnya, kasus hilangnya hewan langka dari Kebun Binatang Songkhla menjadi berita utama di Thailand.

Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Varawut Silpa-archa, mengaku tidak puas dengan penyelidikan awal atas hilangnya rusa albino langka pada bulan Februari lalu.

Direktur Kebun Binatang Songkhla, Chalermvudh Kasetsomboon, melaporkan bahwa dirinya mendapatkan foto yang menunjukkan bahwa rusa tersebut dimakan oleh ular piton Burma. Namun keterangan itu diragukan kebenarannya.

Ada kecurigaan rusa yang hilang bersama beberapa hewan lain itu dicuri oleh penyelundup satwa liar.

Varawut kemudian memerintahkan penyelidikan baru. Suriya pun ditugaskan berangkat ke Songkhla dari Bangkok untuk melakukan penyelidikan.

Hewan albino di Thailand, terutama gajah, dipercaya sebagai tanda sakral kekuasaan dan lambang rejeki yang sering dihadiahkan kepada keluarga kerajaan.

Begitu juga dengan rusa albino yang hilang ini. Hewan bernama Snow yang lahir bulan Desember lalu sempat dipersembahkan kepada Ibu Suri Thailand sebagai hadiah.

Rusa albino ini memiliki teriakan yang unik saat menghadapi ancaman.

Di sisi lain, sebuah kelompok konservasi internasional menilai perdagangan ilegal satwa liar telah menghasilkan sekitar $ 25 miliar setiap tahun.

Bisnis ini diyakini sebagai aktivitas kriminal paling menguntungkan keempat di dunia setelah perdagangan narkoba, manusia dan senjata.

Sementara kekerasan menggunakan senjata api tidak jarang terjadi di Thailand.

Pada bulan Februari lalu, seorang tentara Thailand yang merasa ditipu oleh komandannya dalam transaksi properti, juga melakukan penembakan yang menewaskan 31 orang, termasuk dirinya.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi