Morhan Sitohang dan keluarga dekat menyampaikan permohonan maaf kepada LN dan keluargnya, Kamis (22/10) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Sidikalang - Rencana pemberkatan pernikahan dan pesta calon pasangan suami istri, Dedi Sitohang (21) beralamat di Lumban Simbolon Desa Dolok Tolong Kecamatan Sumbul dan LN (21) asal Desa Bangun Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, gagal dilaksanakan.
Dedi kabur pasca martumpol (pra nikah), Minggu (18/10) dan hingga rencana nikah, Kamis (22/10), keberadaan pemuda itu tidak diketahui.
Morhan Sitohang, bapa tua dari Dedi bersama keluarga dekat menyerahkan kembali LN ke rumah orang tuanya, Zakarias Nainggolan di Desa Bangun. Morhan menyebut sangat menyesalkan perilaku Dedi.
Morhan mengembalikan LN karena dirinya ikut menjemput ketika kedua calon mempelai ‘mangalua’. Ketika itu, LN dibawa ke rumah Dedi lalu diserahkan pengurus gereja, termasuk tinggal sementara.
Morhan mengungkap sekilas riwayat Dedi. Menurutnya, ayah Dedi meninggal saat usia pria ini masih 2 tahun. Tak lama berselang, ibunya biru Sinulingga pergi meninggalkan kampung lalu menikah.
“Sejak itu, Dedi dirawat ompung (neneknya). Dedi hanya memiliki 1 kakak tinggal di Parratusan. Biaya hidup dibantu keluarga,” kata Morhan.
“Dang diboto ibana mago na” kata Morhan. Jika dikemudian hari, pihak LN mengambil langkah, dia tidak keberatan.
“Anak yang tak mau diajari, memang perlu diberi pelajaran” ujar Morhan.
Kata dia, mereka sangat ingin rumah tangga tersebut terbentuk. Tetapi anaknya berkehendak lain.
Dipandu pemuka masyarakat marga Capah, Morhan memberi ‘napuran tiar’ (sirih) dan amplop kepada LN. Kiranya, perempuan ini memperoleh hari esok yang lebih cerah. Peristiwa sedemikian, jangan lagi terulang di kemudian hari.
Sihar Sitohang, unsur dongan tubu meminta, kejadian itu janganah sampai merusak harmoni yang terjalin selama ini.
Pemuka marga Nainggolan, CH Nainggolan dan beberapa pembicara menyambut niat baik Morhan.
Di hadapan orang tua dan sanak famili, LN menegaskan, andaikan Dedi datang, dia tidak mau dinikahi. Perempuan ini mengungkap menerima tindakan penganiayaan.
“Uang yang dikirim abangnya, Jusuf ke rekening Dedi, sudah diambil. Tak ada diserahkan padanya. Padahal, rupiah itu adalah bantuan buat beli sepatu pernikahan,” kata LN.
Sebelumnyam, Zakarias menyebut, Dedi dan LN pacaran selama 1 tahun. Bukan dijodohkan Dedi sering makan dan tidur di rumahnya. Keduanya martumpol (pra nikah) di gereja HKBP di Lumban Simbolon, Minggu (4/10).
Kabar Dedi kabur diterima, Minggu (18/10). Dia merasa diperlakukan tidak hormat.
(SSR/CSP)