Trump tampaknya akan menggunakan sisa waktu sebagai orang nomor satu di Negeri Paman Sam untuk 'menyelesaikan' sanksi kepada pejabat yang tak loyal.

Sebagai gantinya, Trump mengangkat Direktur National Counterterrorism Center, Christopher Miller, sebagai Pjs. Menteri Pertahanan AS.

Senator tidak mengizinkannya mengangkat pejabat definitif karena masa jabatannya sebagai presiden hanya sampai Januari mendatang.

"Mark Esper telah dihentikan. Dengan senang hati saya mengumumkan bahwa Christopher C. Miller, Direktur Pusat Kontraterorisme Nasional yang sangat dihormati akan menjadi Penjabat Menteri Pertahanan yang berlaku segera," tulis Trump di Twitter, dilansir dari Al Jazeera, Selasa (10/11).

Esper sejak lama mengetahui akan diberhentikan setelah pemilihan. Dia pun meyakini tidak akan kembali menjabat jika Trump terpilih lagi menjadi Presiden Amerika.

Pria berusia 56 tahun itu sempat menentang rencana Trump menggunakan pasukan aktif untuk menekan massa yang memprotes ketidakadilan rasial di AS.

Selain itu, Esper juga tidak setuju dengan sikap Trump meremehkan NATO. Inilah rangkaian yang membuat hubungan keduanya memanas.

Sementara pendahulu Esper, Jim Mattis, juga diberhentikan pada 2018 karena perbedaan kebijakan dengan Trump, termasuk masalah Suriah.

"(Dia) presiden pertama dalam hidup saya yang tidak mencoba mempersatukan rakyat Amerika, bahkan tidak berpura-pura mencoba. Sebaliknya dia mencoba memecah belah kita," kata Mattis saat itu.

Seperti Esper, Mattis juga tidak setuju dengan sikap Trump yang meremehkan NATO.

(EAL)