Terdampak Pandemi Corona, Permintaan Hunian Turun 40 Persen

Terdampak Pandemi Corona, Permintaan Hunian Turun 40 Persen
Ilustrasi. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap bisnis berbagai sektor, tak terkecuali bisnis perumahan.

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mencatat, selama pandemi Covid -19 permintaan tempat hunian turun 40 persen.

“Permintaan hunian turun 40 persen.Situasi sulit yang membuat orang terpaksa menunda untuk mengambil tempat hunian," kata Ketua Umum Apersi,Junaidi Abdillah dalam " Webinar Urban Forum Outlook Property & Banking 2021 dengan tema: "Siasat Industri Menghalau Gempuran Corona" Kamis, (12/11).

Ia mengungkapkan, Covid -19 berdampak kepada terhambat bahkan terhentinya usaha, sehingga pendapatan masyarakat turun dan mempengaruhi daya beli masyarakat.

“Situasi pandemi Covid -19 banyak usaha yang mengambil berbagai kebijakan seperti memotong gaji karyawan, menghilangkan tunjangan untuk bertahan beroperasi,bahkan sampai harus tutup usahanya dengan merumahkan karyawannya.Kondisi ini menurunkan daya beli masyarakat termasuk yang berencana membeli tempat hunian terpaksa menunda menunggu sampai kondisi baik,bahkan membatalkannya," ujar Junaidi.

Ia mengatakan, Apersi yang memiliki anggota 3.000 pengembang aktif dan pada tahun 2020 ini mentargetkan penyediaan hunian sebanyak 221 ribu unit.

"Pandemi Covid -19 menjadikan target tak bisa prediksi. Kami tidak bisa tancap gas.Kami berharap hingga akhir tahun 60 persen bisa terealisasi," harap Abdillah.

Tuti Mugiastuti, Direktur Utama TMA Group mengungkapkan, setelah ditetapkan kebijakan PSBB, permintaan tempat hunian turun hingga 60 persen.

"Sejak penerapan PSBB bulan April 2020, selama tiga bulan permintaan perumahan turun hingga 60 persen," ungkapnya.

Namun pada Agustus dan Oktober permintaan rumah subsidi meningkat lagi.

"Ini peluang pasar bagi pelaku bisnis properti.Dalam kondisi tatanan kehidupan baru, strategi pemasaran perumahan harus lebih inovatif dengan memanfaatkan teknologi digital," ujarnya.

Di tahu 2021, ia optimis penjualan perumahan perlahan mulai pulih.

"Apapun kondisinya, kebutuhan tempat tinggal merupakan sebuah prioritas.Apalagi banyak pasangan yang menikah,keluarga baru sehingga menambah kebutuhan akan perumahan," katanya.

Di tengah pandemi saat ini, ungkap Tuti,pihaknya terus melakukan penyelesaian pembangunan di tiga lokasi di Jawa Barat.

Direktur Consumer & Commercial Landing PT Bank Tabungan Negara, Hirwandi Gafar mengatakan, pihaknya sampai saat ini telah menyalurkan kredit perumahan sebesar Rp 196 triliun yang terdiri atas Rp 116 triliun untuk KPR subsidi dan Rp 80 triliun perumahan non subsidi.

(TRY/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi