KBRI Kuala Lumpur membawa kasus video parodi Indonesia Raya ke ranah hukum (Antara)
Analisadaily.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Republik Indonesia membawa kasus video parodi berisi penghinaan terhadap lagu Indonesia Raya yang dibuat oleh Youtuber asal Malaysia ke ranah hukum.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan meminta Polisi Diraja Malaysia (PDRM) mengusut pelaku pembuatan video tersebut.
"Kita sudah ada komunikasi dengan Kemenlu dan memang pihak PDRM akan melakukan investigasi," kata Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar, dilansir dari
Antara, Senin (28/12).
Berdasarkan pemantauannya, Yoshi mengatakan video tersebut juga sudah diturunkan oleh YouTube.
"Ini kalau melihat video-nya juga sudah di-take down atau diturunkan. Itu kalau dari sisi channel-nya. Tapi mungkin masih ada karena beredar di media," sebutnya.
Menurutnya sejak hari Minggu (27/12) kemarin pihaknya sudah melakukan koordinasi gerak cepat.
"Begitu video naik, kami langsung koordinasi dengan PDRM dan Kemenlu di sini. Dari situ kemudian keluar pernyataan dari Kedutaan Malaysia. Itu hasil koordinasi kami dengan pihak Kemenlu guna meredam situasi yang kita lihat kini karena ramai di media dan banyak komentar," ujar Yoshi.
"Prinsipnya, kita selesaikan sesuai koridor ketentuan hukum yang berlaku. Kita lihat. Prosesnya yang mengalir saja. Kita percayakan kepada pihak Malaysia. Kita percayakan kepada pihak PDRM Malaysia untuk investigasi masalah ini. Jadi biarkan bergulir seperti itu. Kita akan terus pantau," tegasnya.
Yoshi mengatakan pihaknya mengetahui video tersebut Minggu kemarin berdasarkan laporan dari masyarakat.
"Segera setelah kita ketahui, kita trace ke belakang ada beberapa channel, tetapi kalau masuk ke sana wilayah PDRM setempat. Jadi kita ikuti koridor yang berlaku," katanya.
Yoshi juga mengimbau seluruh masyarakat agar sama-sama menahan diri.
"Faktanya memang ada. Kalau mencederai ya memang, tetapi kita mesti lihat lagi. Tindakan yang dilakukan ini kan sensitif tentunya, provokatif. Bisa mempengaruhi hubungan people to people dan Indonesia-Malaysia yang sudah baik. Jadi jangan terpancing. Yang jelas kita percayakan kepada hukum. Respons mereka juga cepat. Kita apresiasi," tukasnya.
(EAL)