Christian Jonathan, Co Founder AI4impact (Ja)
Analisadaily.com, Medan - Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar istilah Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan? Robot seperti manusia yang bisa mengejar dan menembak penjahat seperti diperankan aktor Hollywood Arnold Schwarzenegger dalam film Terminator, atau seorang pria penulis surat yang jatuh cinta kepada Samantha karena Samantha berhasil menyelesaikan seluruh pekerjaannya? Padahal Samantha tak lain merupakan operating system dalam komputer, bukan seorang perempuan?
Anak muda Indonesia menurut Christian, punya potensi besar untuk menciptakan berbagai aplikasi kecerdasan buatan yang punya nilai guna untuk kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Ia memberi contoh seorang siswa SMP yang berhasil membuat chatbot untuk membantu ibu rumah tangga yang kesulitan dalam memilih resep makanan. Ada juga anak muda yang berhasil menciptakan chatbot untuk memberi rekomendasi masalah keuangan dan ada juga yang chatbot untuk membantu bahasa isyarat bagi orang yang ingin berkomunikasi dengan kaum difabel. Menurut Christian, chatbot yang dibuat anak-anak muda Indonesia umumnya memiliki ciri bersifat membantu orang, atau memiliki kegunaan sosial. Artinya tidak melulu untuk kepentingan bisnis. "Itu karena sebagai orang Indonesia kita banyak menghadapi problematika hidup sehingga chatbot yang diciptakan pun punya kegunaan sosial," katanya. Ia juga menengarai bahwa kebanyakan chatbot itu dibuat bukan oleh mereka yang belajar khusus bahasa program. Tapii justru orang biasa yang dengan latar pendidikan psikologi, keuangan dsb. Namun itu tidak berarti penguasaan teknologi komunikasi jadi tak penting. Menurut Christian pengetahuan teknologi tetap dibutuhkan, namun tak perlu sampai mendalam. Sementara itu Ketua YP Sultan Iskandat Muda, Finche Kosmanto, saat membuka webiner mengatakan tentang pentingnya siswa mengetahui perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan. "Apalagi teknologi kecerdasan buatan ini dalam kehidupan sehari-hari telah banyak menunjang keterampilan hidup orang," katanya. Menurut Finche, webiner tentang kecerdasan buatan itu bagian dari seri webiner pengembangan keterampilan dan pengenalan profesi.(JA)