Jurnalis Australia, Cheng Lei, terlihat dalam pengambilan gambar tak bertanggal yang diambil dari video handout, pada 1 Sep 2020. (AFP/Handout/Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia/Alumni Global Australia)
Analisadaily.com, Canberra - Seorang jurnalis Australia yang bekerja sebagai pembawa berita televisi pemerintah China secara resmi ditangkap karena dicurigai "secara ilegal memasok rahasia negara ke luar negeri", enam bulan setelah dia ditahan di China tanpa penjelasan.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan, pihak berwenang China memberitahunya bahwa Cheng Lei secara resmi ditangkap pada 5 Februari, setelah menghilang dari pandangan publik Agustus lalu.
"Pihak berwenang China telah memberi tahu bahwa Ms Cheng ditangkap karena dicurigai memasok rahasia negara ke luar negeri secara ilegal," kata Payne dalam sebuah pernyataan dilansir dari Channel News Asia, Senin (8/2).
Penahanan Cheng, yang melakukan wawancara dengan CEO internasional untuk acara Bisnis Global dan BizTalk CGTN, terjadi saat hubungan antara Beijing dan Canberra melemah.
China marah atas seruan Australia untuk penyelidikan independen terhadap asal-usul pandemi virus Corona, dan marah pada penggunaan undang-undang campur tangan asing secara liberal di negara itu untuk memblokir investasi dan menyelidiki pengaruh China di universitasnya.
Beijing dituduh melakukan pembalasan dengan memberlakukan serangkaian sanksi perdagangan terhadap produk Australia, termasuk anggur, daging sapi, jelai, dan batu bara.
Kata Payne, diplomat Australia telah mengunjungi Cheng enam kali sejak dia ditahan, terakhir pada 27 Januari.
"Pemerintah Australia telah menyampaikan keprihatinan seriusnya tentang penahanan Ms Cheng secara teratur di tingkat senior, termasuk tentang kesejahteraan dan kondisi penahanannya," katanya.
"Kami mengharapkan standar dasar keadilan, keadilan prosedural dan perlakuan manusiawi untuk dipenuhi, sesuai dengan norma internasional," tuturnya.
Cheng adalah warga negara Australia profil tinggi kedua yang ditahan di Beijing setelah penulis Yang Hengjun ditangkap pada Januari 2019 karena dicurigai melakukan spionase.
Penahanannya mengirimkan gelombang kejutan melalui komunitas jurnalis asing China. Dia telah menulis di Facebook yang mengkritik Presiden China Xi Jinping dan pendekatan Beijing terhadap wabah virus Corona.
Satu posting-an mengolok-olok kunjungan Xi pada bulan Maret ke Wuhan, Covid-19 ground zero.
"Kisah besar hari ini, kunjungan Pemimpin yang terhormat, memicu rasa pahit di ruang berita, melambai ke layar TV besar yang menunjukkan rumah sakit virus Corona di Wuhan tampaknya sama dengan mengunjungi," tulisnya.
Dua wartawan Australia lainnya, Bill Birtles dan Michael Smith, meninggalkan China September lalu tak lama setelah diinterogasi tentang Cheng.(CSP)