Pengoperasian kembali perusahaan ini sudah disetujui Bupati Mandailing Natal (Madina), Dahlan Hasan Nasution, dalam pembahasan rapat bersama Forkopimda Plus, Camat Puncak Sorik Marapi, serta Kepala Desa di Wilayah Kerja Panasbumi (WKP).

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM RI, Harris, dalam kunjungannya untuk menyaksikan dimulainya kembali kegiatan panas bumi yang diawali dengan operasional pengeboran, mengatakan, secara teknis, kegiatan operasional panas bumi ini sudah bisa berjalan secara baik, aman, dan lancar.

“Kita berharap sinergitas dengan masyarakat dijamin perusahaan, agar manfaatnya bisa dirasakan secara luas baik langsung maupun tidak langsung tanpa perlu terjadinya gesekan-gesekan,” kata Harris, Jumat (26/2).

Ketut Sujata, Tim Investigasi Kecelakaan Kerja dari EBTKE, Kementerian ESDM RI menambahkan, kondisi di Wilayah Kerja Panasbumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) sudah aman. Dengan pemasangan alat deteksi H2S sebanyak 6 unit guna pengaman bagi masyarakat sekitar.

“Sebagai tindak-lanjut untuk kenyamanan masyarakat pihak perusahaan memberikan edukasi seputar H2S serta bagaimana membedakannya dengan belerang. Bagaimana pertolongan pertama bagi korban jika terjadi paparan, begitu juga manfaat utama yang bisa dihasilkan dari sinergi aktivitas panas bumi untuk usaha pertanian sampai usaha pariwisata di sekitarnya,” jelasnya.

Adapun unit yang diizinkan untuk beroperasi sementara ini adalah PLTP WKP Sorik Marapi, Unit 1 (45 MW) dengan kegiatan operasional 2 unit rig pengeboran panas bumi.

“Kami berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh memastikan kegiatan operasional tersebut telah memenuhi seluruh ketentuan dan prosedur keselamatan panas bumi,” tegas Riza Glorius Pasikki, Chief Technology Officer PT SMGP dalam hal ini bertindak sebagai Direktur Utama PT SMGP.

(ADR/RZD)