Protes Jam Operasional Kafe

Seorang Jurnalis Dianiaya Hingga Jari Tangan Putus

Seorang Jurnalis Dianiaya Hingga Jari Tangan Putus
Kurnadi, jurnalis yang menjadi korban penganiayaan di Bengkayang, Kalimantan Barat (Antara)

Analisadaily.com, Bengkayang - Kasat Reskrim Polres Bengkayang, Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat, AKP Antonius Trias Kuncorojati, mengatakan pihaknya telah menangkap pelaku penganiayaan terhadap seorang jurnalis.

"Pelaku sudah diamankan, lagi interogasi guna dimintai keterangan serta ditindaklanjuti," kata Antonius, dilansir dari Antara, Minggu (28/3).

Sebelumnya, seorang jurnalis di Bengkayang, Kurnadi, menjadi korban penganiayaan karena tidak terima ditegur.

Insiden tersebut terjadi di salah satu kafe di Jalan Tiga Desa, Kelurahan Bumi Emas, Kecamatan Bengkayang, Sabtu (27/3) dini hari.

Cekcok yang terjadi mengakibatkan jari manis tangan sebelah kiri korban putus digigit oleh pelaku berinisial S.

Kurnadi saat ini sedang mendapatkan perawatan medis di RSUD Bengkayang. Selain jarinya putus, tampak juga beberapa luka lebam di bagian tubuh korban akibat penganiayaan yang dialaminya.

Kurnadi menuturkan bahwa sebelum kejadian dirinya sempat menegur dan memperingati agar pemilik kafe tidak melakukan keributan yang mengganggu tetangga sekitar. Namun teguran tersebut tidak diindahkan.

"Sebelum jam 12 saya ada menegur pemilik kafe minta untuk tidak memutar musik keras-keras, karena mengganggu warga sekitar termasuk kami. Kebetulan rumah kami tidak jauh dari kafe tersebut. Saya juga ingatkan agar mereka tidak membuka kafe lewat dari jam 12 malam, dan itu sangat mengganggu apalagi dengan musik-musik yang nyaring," ujar Kurnadi.

Setelah memberikan teguran, ia pun kembali ke rumah. Namun sudah melewati jam 12 malam, sekitar pukul 2 dini hari, kafe tersebut masih beroperasi. Karena tidak terima, ia datangi kembali untuk menegur pemilik kafe dan dengan sengaja mematikan stut listrik (KWH meter).

"Saya itu hanya minta dikecilkan suara musiknya. Karena juga tidak diindahkan dan melewati batas waktu yang saya minta, maka saya matikan stut listrik (KWH meter) kafe itu," jelasnya.

Setengah jam kemudian, pelaku penganiayaan bersama rekan-rekannya mendatangi Kurnadi. Pelaku yang justru bukan pemilik kafe datang marah-marah hingga berujung pada penganiayaan.

"Saya matikan listriknya sekitar jam 2 pagi lah. Kalau pemiliknya keberatan kan pasti bertanya, ini tiba-tiba selang setengah jam yang datang justru pelaku dan kawan-kawannya menyerang saya yang merupakan orang luar bukan pemilik kafe," ujar Kurnadi.

Pemerintah Kabupaten Bengkayang akan mengecek izin operasional kafe-kafe yang ada di Bengkayang termasuk kafe tempat terjadinya penganiayaan terhadap salah seorang jurnalis itu.

Wakil Bupati Bengkayang, Syamsul Rizal, saat membesuk Kurnadi di rumah sakit menyatakan akan mengecek izin operasional kafe. Apabila kafe tersebut beroperasi lebih dari jam operasional akan ditindak. Ia meminta agar aparat keamanan baik TNI maupun Polri menjaga situasi kondusif di daerahnya.

"Syarat mendirikan kafe juga tidak mengganggu warga sekitar. Kalau sudah meresahkan masyarakat itu yang tidak boleh. Jika semua hal persyaratan dilanggar wajib kami tutup. Bukan kami melarang orang membuka usaha, tapi juga harus memperhatikan kenyamanan lingkungan sekitar sehingga tidak mengganggu, jangan membuat intrik-intrik yang mengganggu lingkungan," tegas Rizal.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi