Seorang wanita tua yang terinfeksi Covid-19 dihibur seorang dokter di sebuah rumah sakit di Wuhan, China dalam sebuah adegan dari film dokumenter 76 Days. (Film Dokumenter MTV/AP)
Analisadaily.com, China - Misi ahli internasional ke Wuhan telah menyimpulkan, sangat mungkin Covid-19 pertama kali ditularkan ke manusia dari kelelawar melalui hewan perantara, namun semuanya mengesampingkan kebocoran laboratorium.
Temuan itu tertuang dalam laporan yang telah lama ditunggu, yang salinannya diperoleh AFP pada hari Senin (29/3), sebelum rilis resmi.
Penundaan dalam publikasi temuan, yang dirancang bekerja sama dengan rekan tim Tiongkok, telah disalahkan pada masalah koordinasi dan terjemahan, bahkan ketika tarik ulur diplomatik berkecamuk di latar belakang atas isi laporan tersebut.
Selama konferensi pers yang panjang di Wuhan pada 9 Februari di akhir misi, para ahli dan rekan mereka dari China menjelaskan, mereka belum dapat menarik kesimpulan pasti.
Tetapi mereka mengatakan, bekerja untuk memberi peringkat sejumlah hipotesis menurut seberapa besar kemungkinannya. Para ahli percaya, virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 berasal dari kelelawar.
Satu teori yang diteliti adalah virus melompat langsung dari kelelawar ke manusia. Laporan akhir menentukan, skenario ini "mungkin terjadi".
Skenario yang lebih mungkin, menurut laporan itu, adalah virus pertama kali melompat dari kelelawar ke hewan lain, yang kemudian menginfeksi manusia.
"Meskipun virus terkait terdekat telah ditemukan pada kelelawar, jarak evolusi antara virus kelelawar ini dan SARS-CoV-2 diperkirakan beberapa dekade, menunjukkan adanya mata rantai yang hilang," kata laporan itu dilansir dari Channel News Asia.
"Skenario termasuk pengenalan melalui inang perantara dianggap sangat mungkin terjadi," katanya, meskipun tidak menyimpulkan hewan mana yang pertama kali memungkinkan virus untuk melompat ke manusia.
Sementara itu, laporan tersebut tidak mengesampingkan penularan melalui makanan beku, karena virus tersebut dapat bertahan hidup pada suhu beku dianggap mungkin".
Terakhir, laporan tersebut memeriksa gagasan kebocoran laboratorium dari, misalnya, Institut Virologi Wuhan, sebuah teori yang disampaikan oleh pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.
Itu menunjukkan fakta, tidak ada catatan virus apa pun yang menyerupai SARS-CoV-2 di laboratorium mana pun sebelum Desember 2019, dan menekankan tingkat keamanan yang tinggi di laboratorium di Wuhan.
"Asal pandemi di laboratorium dianggap sangat tidak mungkin," katanya.(CSP)